REPUBLIKA.CO.ID, Setiap hari masalah demi masalah merundung negeri ini. Persoalan politik, ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan keamanan kerap datang silih berganti.
Negeri yang katanya subur makmur loh jinawi ini ternyata dihuni oleh puluhan juta rakyat yang hidup di bawah garis kemiskinan. Selain itu, kerusakan moral dan praktik maksiat juga menjadi pemandangan sehari-hari.
Mengapa semua itu bisa terjadi? Apa yang salah dengan bangsa dan negara ini? Apakah solusi utama untuk mengatasi itu semua? Buku ini hadir dengan solusi yang jitu, yakni: memurnikan tauhid.
Penulis menegaskan bahwa salah satu penyakit kronis yang menyebabkan terpuruknya kaum Muslimin di Indonesia maupun dunia adalah jauhnya mereka dari ajaran tauhid dan tenggelamnya mereka dalam syirik dan khurafat. Banyak sekali orang Islam di berbagai negara yang memuja-muja makam orang-orang saleh atau orang-orang yang mereka sebut sebagai wali.
Mereka mendatangi makamnya, melakukan tawaf di sekelilingnya, dan meminta berbagai hal (rezeki, kesehatan, jodoh, pekerjaan, dan sebagainya). Penulis menyertakan gambar makam keramat para wali yang kerap didatangi para peziarah, baik di Mesir, Irak, maupun Sudan.
Penulis juga menyajikan tabel jumlah kuburan keramat di berbagai tempat atau negara, yakni Mesir, Damaskus (Suriah), Konstantinopel (Turki), India, Irak, Sudan, dan Eritrea.
Setelah itu, penulis mengajak pembaca untuk menegakkan solusi mengatasi krisis berkepanjangan yang kini melanda kaum Muslimin di seluruh dunia. Solusi tersebut adalah kembali pada tauhid yang murni, yang merupakan inti akidah. Selama akidah masih terjajah, umat ini takkan berjaya. Inti dari akidah adalah tauhid. “Dan inilah yang senantiasa dirusak oleh musuh-musuh Islam.”
Salah satu pembahasan terpenting dalam buku ini adalah urgensi tauhid bagi diri pribadi, masyarakat, bangsa, dan negara. Ada 36 urgensi tauhid tersebut, antara lain, tauhid merupakan misi utama para rasul, tauhid pokok bahasan dalam kitab suci para nabi, tauhid syarat utama diterimanya amal, dan tauhid merupakan syarat utama masuk surga.
Tauhid merupakan pesan tersirat dalam setiap ayat. “Setiap ayat dalam Alquran sebenarnya menguatkan dan mengajak kepada tauhid,” tegas penulis mengutip Imam Abdul Qayyim.
Akhirnya, penulis menegaskan bahwa tauhid beres, negara pun beres. Mengutip Ibnu Khaldun dalam Mukadimah-nya, penulis mengemukakan, dakwah agama akan menguatkan pijakan suatu negara. Melebihi kekuatan fanatisme yang telah ada. Memang, dakwah tauhid adalah dakwah yang penuh berkah. Berkah bagi si dai, bagi keturunannya, dan bagi bumi yang dipijaknya.
Judul : Tauhid Beres, Negara Sukses
Penulis : Sufyan bin Fuad Baswedan MA
Penerbit : Akbar Media
Cetakan : I, Juli 2012
Tebal : vi+144 hlm