REPUBLIKA.CO.ID, ROHINGYA -- Ulama Masjid Al-Islam Iran, Abdul Alim Musa berpendapat, Pemerintah Myanmar tidak menginginkan keberadaan Umat Muslim di negaranya. Pendapat itu dilontarkan Alim Musa menyusul dibantainya 650 umat Muslim Rohingya.
Dugaan Alim Musa semakin kuat, lantaran tokoh demokrasi Ang San Suu Kyi sampai sekarang belum bereaksi terhadap pembantaian tersebut. Ironisnya, Suu Kyu adalah peraih nobel perdamaian.
Selain ratusan orang terbunuh, sekitar 1.200 orang lainnya dan 90 ribu orang kehilangan tempat tinggal lantaran bentrokan antaretnis yang terjadi di Myanmar yang meletus sejak akhir Juni lalu. Alim Musa menyebut, Pemerintah Myanmar setengah hati menyelesaikan konflik antaretnis di negaranya tersebut
Musa berpendapat, Suu Kyi bersama pemerintah Junta Militer Myanmar menginginkan negara baru tanpa penduduk muslim. “Suu Kyi yang telah memenangkan beberapa kursi di parlemen, seharusnya bertindak atas kekerasan tersebut. Sepertinya, Pemerintah Myanmar menginginkan tidak adanya penduduk muslim di negaranya,” ujar Musa mengkritik leletnya Pemerintah Myanmar dalam menyelesaikan konflik yang membuat ribuan Muslim Rohingya terusir dari tanah airnya.
Seperti dinukil Press TV, Senin (30/7), Musa mengkritik Suu Kyi karena dinilai telah gagal menerapkan keadilan yang selama ini ia perjuangkan. Suu Kyi diduga tidak ingin terlibat dalam pusara konflik lantaran takut suaranya berkurang di Pemilu Myanmar pada 2015 mendatang.