REPUBLIKA.CO.ID, LANGKAT, SUMUT - Masjid Azizi di kota Tanjungpura Kabupaten Langkat Sumatera Utara (SUmut) yang merupakan peninggalan kesultanan Melayu Langkat, memiliki replika yang dapat ditemukan di Kedah Malaysia.
"Replika yang sama dengan masjid azizi Tanjungpura ini ada kita temukan di Kedah Kalaysia," kata salah seorang kenaziran masjid Azizi Tanjungpura, Zulkarnaen di Tanjungpura, Selasa (24/7).
Dikatakannya, masjid Azizi Tanjungpura yang kini masih berdiri kokoh, merupakan salah satu masjid tertua yang ada di Sumatera Utara, selain masjid raya Al-Maksun.
Dikatakanya, masjid ini didirikan semasa raja Musa memimpin bumi Langkat, dan diteruskan pembangunanya oleh Sultan Abdul Aziz, yang memerintah negeri Langkat pada tahun 1897 sampai 1927 masehi. "Di mana beliau berdua juga dikenal sebagai sultan Langkat," katanya.
Masjid Azizi ini didirikan pada tahun 1320 Hijriah atau 1902 masehi di atas lahan seluas 18 hektare oleh seorang kontraktor berkebangsan Jerman dalam waktu 18 bulan, kata Zulkarnaen.
Saat pembangunan masjid Azizi dilaksanakan, lalu lintas darat masih belum selesai dibangun, sehingga bahan bangunan untuk masjid azizi ini, harus dibawa melalui jalur sungai Batang Serangan dengan menggunakan kapal.
Sedangkan arsitektur masjid yang bisa menampung 2.000 orang jemaah sholat ini merupakan paduan nuansa timur tengah, dengan bentuk kaligrafi yang begitu indah yang khusus dirancang untuk menunjukkan tingginya budaya Islam pada masa itu.
Kubah masjid juga dibuat dari tembaga, dan lampu gantung yang terletak di dalam masjid hampir 160 buah lampu, ujarnya.
Pada zaman kesultanan, masjid azizi Tanjungpura ini selain tempat melaksanakan ibadah sholat, juga befungsi sebagai tempat perkumpulan dan musyawarah masyarakat melayu serta para pejuang melawan penjajahan Belanda, katanya.
Zulkarnaen juga menjelaskan bahwa hingga kini masjid azizi ini tidak banyak mengalami perubahan dari bentuk aslinya. Dikatakannya bahwa renovasi secara besar-besaran hanya terjadi tahun 1974 oleh pertamina, itupun pada bahagian tangga menara saja.
Sementara untuk bangunan masjid sendiri hanya mengalami perubahan pada warna cat dindingnya saja. Hingga kini masjid ini masih diwariskan kepada keturunan kesultanan Langkat, dimana di dalam komplek masjid juga terdapat makam seluruh sultan Langkat yang wafat.
Selain itu di komplek makam ini juga terdapat makam seorang pujangga nasional Tengku Amir Hamzah yang wafat pada tahun 1946 dan kerap diziarahi warga dari berbagai penjuru tanah air.
"Jika anda melintas melalui jalan darat menuju Aceh, tepatnya di kota Tanjungpura maka akan terlihat berdiri kokoh masjid Azizi yang merupakan kebanggaan masyarakat Langkat," ujarnya.