Senin 16 Jul 2012 07:52 WIB

Alpa Paltini: Islam adalah Kebenaran (2)

Rep: Fitria Andayani/ Red: Chairul Akhmad
Mualaf (ilustrasi).
Foto: al-habib.info
Mualaf (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Ketertarikan Chian pun terhadap Islam sebenarnya juga sudah tumbuh sejak kecil. Waktu kecil, ia senang mendengar orang mengaji di masjid.

“Biasanya kan pas hari Minggu, ada kegiatan didikan Subuh bagi anak-anak di masjid dekat rumah,” tuturnya.

Dia mengaku tidak merasa terganggu dengan kegiatan tersebut, meskipun tersiar nyaring ke seluruh kampung karena menggunakan pengerasa suara. Dia juga merasa senang mendengar adzan dan lantunan ayat Alquran.

Lalu saat pertama kali membaca dua kalimat syahadat dan berwudhu, Chian merasa bahagia dan lega. Ia menganggap kewajiban berwudhu sangat rasional. “Memang, seharusnya kita membersihkan diri sebelum menghadapi Ilahi,” ujarnya.

Meskipun sudah menganut Islam seutuhnya, Chian tidak mau berhenti mendalami ajaran yang dibawa Rasulullah SAW itu. Ia merasa masih banyak yang perlu dipelajari. Hingga kini pun, Chian terus memperbanyak wawasannya soal Islam dengan berdikusi dengan teman kerja dan sang istri. Sang istrilah yang mengajarkan Chian shalat dan bahasa Arab.

Dia juga menambahkan wawasan keislaman dengan rajin membaca artikel di internet dan buku-buku, selain memperkaya diri dengan membaca Alquran dan hadis. Ia pun pernah membaca buku The Choice karya Syekh Ahmad Deedat dan Mustahil Kristen Bisa Menjawab karya Insan L Mokoginta. Buku-buku tersebut membuatnya semakin yakin akan Islam.

Chian pun semakin paham bahwa Islam adalah keberanan sejati dan indah. Islam mengatur segala aspek kehidupan umatnya. “Bersyukur sekali saya bisa mengenal dan memeluk agama Islam. Satu-satunya agama yang diridhai Allah,” ungkapnya.

Sayangnya, lanjut Chian, masih minim penganut Islam yang benar-benar mengamalkan agamanya, terutama di Indonesia. Meskipun negara ini adalah sarang umat Islam terbesar di dunia.

Situasi ini tidak akan menguntungkan bagi perkembangan Islam ke depan. “Akan sulit menjaga kesatuan umat Muslim karena beragam tipu muslihat kaum kafir yang gencar dengan aksinya untuk memecah Islam,” kata dia.

Apalagi dengan masuknya budaya asing yang menjadi senjata bagi orang kafir untuk menjauhkan Muslim dari nilai-nilai Islam. Oleh karena itu, dia bertekad untuk memegang teguh keislamannya dan keluarga kecil yang telah dibangunnya sejak 2011 lalu.

Dia pun berjanji akan mengajarkan Islam kepada sang putra yang baru saja berusia 14 hari. “Sehingga nanti ilmu agama putra saya lebih baik daripada orang tuanya,” harap Chian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement