Selasa 10 Jul 2012 12:17 WIB

Manusia yang Berlimpah Nikmat

Rep: Anjar Fahmiarto/ Red: Chairul Akhmad
Sampul depan Buku Karena Kita Begitu Berharga.
Foto: plasa.com
Sampul depan Buku Karena Kita Begitu Berharga.

REPUBLIKA.CO.ID, Kita sering menyaksikan manusia bergelimpangan mati di peperangan, dalam perjalanan, terkena bencana, atau dalam kematian yang perlahan karena kealpaan.

Pertanyaan yang muncul kemudian, berapa harga seorang manusia? Sesungguhnya tidak ada satu kisah kehidupan manusia yang tidak menakjubkan. Manusia adalah mahakarya (masterpiece) yang tidak akan pernah habis diperbincangkan.

Konon, jika ada seorang dokter yang mendedikasikan seluruh waktu hidupnya untuk mempelajari totalitas tubuh manusia, paling banter ia hanya bisa memahami sekitar 10 persen saja. Tidak berlebihan bila dikatakan manusialah wujud paling rumit di alam semesta ini.

Dalam buku ini, penulis memaparkan manusia adalah makhluk berlimpahan anugerah. Pada hakikatnya seluruh isi kehidupan merupakan wujud kenikmatan itu sendiri. Semua suku cadang otomatis yang kita miliki 100 persen merupakan pemberian semata. Tidak ada saham asli milik kita. Seluruh diri kita adalah milik mutlak Allah SWT.

Manusia tidak memiliki kedaulatan terhadap segala sistem autopilot yang ada di dalam tubuhnya (milieu entereur). Tubuh secara internal pada dasarnya bersifat swalayan. Ia memahami apa yang harus diputuskan, dikurangi, dihentikan, ditambahi, ataupun ditempel.

Tubuh adalah sistem cerdas yang sadar, holistik, dan integral. Kita tinggal menjalankan semua fungsi kehidupan begitu saja, bernapas dengan lancar, berjalan dengan bebas, melihat aneka rupa, merasakan berbagai cita rasa kelezatan makanan, sampai mendengar kemerduan suara.

Nikmat Allah yang dilimpahkan kepada manusia, betapa pun kondisi kita berada dalam penilaian subjektif keadaan terpuruk sekalipun, sebetulnya masih tidak terkalkulasi banyaknya. Ini sesuai dengan firman Allah dalam Surah An-Nahl ayat 18 yang berbunyi, “Maka jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak bisa menghitungnya.”

Menurut penulis, ada empat kategori kenikmatan yang diberikan Allah kepada manusia. Yaitu, nikmat historis, internal, eksternal-horizontal, dan nikmat eksternal-vertikal. Nikmat historis berupa anugerah alur garis waktu kehidupan kita yang panjang. Bahkan, kita disiapkan-Nya untuk menjadi makhluk kekal penghuni alam keabadian kelak.

Sedangkan, nikmat internal berupa seluruh poten si diri, kecenderungan alami, talenta, kemampuan energi sumber daya insani yang kita miliki meliputi nabati, hewani, insani (fisik biologis), psikologi, dan spiritual.

Sementara nikmat eksternal-horizontal adalah segala ciptaan yang terbentang di luar kita, baik organisme maupun nonorganisme, yang semuanya diperuntukkan bagi kehidupan manusia. Dan, nikmat eksternal-vertikal adalah anugerah risalah langit yang diperuntukkan bagi kita (suatu bentuk hubungan spiritual khusus yang membuat manusia menjadi makhluk yang amat istimewa).

Dengan berbagai kenikmatan yang diterima oleh manusia, pantasnya jika dikatakan kita adalah ciptaan Allah yang sangat berharga.

Judul          : Karena Kita Begitu Berharga

Penulis      : dr Ade Hashman SpAn

Penerbit   : Republika

Cetakan    : I, Februari 2012

Halaman   : xxv + 218

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement