Senin 09 Jul 2012 14:35 WIB

Wilder Desak Larangan Pembangunan Masjid Baru

Rep: Gita Amanda/ Red: Dewi Mardiani
Geert Wilders
Foto: Peter Dejong/AP
Geert Wilders

REPUBLIKA.CO.ID, COLORADO -- Politikus kontroversial Belanda, Geert Wilders, lagi-lagi berulah. Kali ini Wilders mendesak anggota parlemen Amerika Serikat (AS) untuk tak lagi memberi izin pembangunan Masjid di negara Barat.

Hal tersebut disampaikan Wilders saat menjadi pembicara tamu di KTT Konservatif Barat di Denver, Colorado, akhir pekan lalu. Saat itu ia memperingatkan pada 1.000 orang undangan yang hadir mengenai bahaya Islam.

"Jika kita tak menghentikan Islamisasi, kita akan kehilangan segalanya. Identitas, budaya, konstitusional negara demokrasi, kebebasan dan peradaban kita," ujar Wilders seperti dilaporkan The Statesman Colorado. Seruannya tersebut mendapat dukungan dari sebagian besar peserta yang hadir, salah satunya Senator Negara Bagian Colorado Kevin Grantham.

Ia mengatakan peringatan Wilders harus diperhatikan. " Anda tahu, kami mendengar bahwa masjid tak seperti gereja. Muslim memikirkan masjid sebagai pijakan dalam masyarakat. Sementara gereja hanya tempat ibadah, masjid tidak sekedar tempat ibadah. Kita perlu memperhitungkan saat menyetujui pembangunan masjid," kata Grantham, seperti dilansir Alarabiya.

Tak hanya itu, Wilders juga memperingatkan peserta yang hadir akan bahaya hukum syariah atau hukum Islam. Ia mengatakan, sudah terlambat untuk membuat Islam keluar dari negara ini. Ia bahkan mengatakan, negara Barat tengah menghadapi jihad siluman, yakni upaya Islam memperkenalkan hukum syariah sedikit demi sedikit. Wilders juga mendesak parlemen untuk menghentikan imigrasi dari negara-negara Islam ke negara Barat.

Respon mengenai pidato Wilders dalam KTT tersebut dilaporkan beragam. Ia sempat mendapat standing ovations selama 45 menit 'ceramahnya' tersebut. Meski begitu, sepertiga dari seluruh anggota yang hadir tetap diam di kursi mereka.

Wilders mengaku pada dasarnya tak memiliki masalah dengan umat muslim. Ia mengatakan, dirinya selalu membedakan antara orang dan ideologi. " Memang ada banyak Muslim moderat. Tapi percayalah, sesungguhnya tak ada Islam moderat dan hanya ada satu Islam itu adalah ideologi. Itu berbahaya, ideologi totaliter yang tidak toleran, yaitu kekerasan, yang tidak boleh ditolerasi oleh kita," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement