Kamis 28 Jun 2012 19:45 WIB

Drama Kosmik Menurut Al-Kasyani (4-habis)

Ilustrasi
Foto: Blogspot.com
Ilustrasi

Oleh: Prof Dr Nasaruddin Umar

Di bumi penderitaan, akhirnya mereka sadar akan segala kekeliruan dan seolah tidak pernah menyadari akibat fatal dari perbuatan mereka sehingga mereka terus memohon ampun dan berdoa:

“Wahai Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri dan kalau Engkau tidak mengampunkan kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya menjadilah kami dari orang-orang yang rugi.”

Dalam suasana penuh penyesalan, akhirnya Tuhan merasa iba kepada mereka dan Ia menyeru mereka:

“Wahai anak-anak Adam! Sesungguhnya, Kami telah menurunkan kepada kamu (bahan-bahan untuk) pakaian menutup aurat kamu dan pakaian perhiasan, dan pakaian yang berupa takwa itulah sebaik-baiknya. Yang demikian itu adalah dari tanda-tanda (limpah kurnia) Allah (dan rahmat-Nya kepada hamba-hamba-Nya) supaya mereka mengenangnya (dan bersyukur).”

“Wahai anak-anak Adam! Janganlah kamu diperdayakan oleh setan sebagaimana ia telah mengeluarkan ibu bapak kamu dari surga sambil ia menyebabkan terlucutnya pakaian mereka berdua untuk memperlihatkan kepada mereka aurat mereka (yang sebelum itu tertutup). Sesungguhnya, setan dan kaumnya melihat kamu dengan keadaan kamu tidak dapat melihat mereka. Sesungguhnya, kami telah menjadikan setan-setan itu teman rapat bagi orang-orang yang tidak beriman.”

Yang dimaksud pakaian (libas), menurut Kasyani, ialah hukum-hukum wahyu dan syariah yang membungkus ciri-ciri watak, meluruskan jalan pikiran, menegakkan pendirian, melunakkan jiwa yang kasar, dan menundukkan nafsu yang buas.

Itulah sebabnya di dalam Alquran disebutkan bahwa pakaian yang paling baik ialah pakaian ketakwaan (libas al-taqwa) dan pakaian itu dianjurkan untuk selalu digunakan khususnya untuk berupaya meraih kedekatan diri dengan-Nya.

“Wahai anak-anak Adam! Pakailah pakaian kamu yang indah berhias pada tiap-tiap kali kamu ke tempat beribadah (atau mengerjakan sembahyang) dan makanlah serta minumlah, dan jangan pula kamu melampau-lampau, sesungguhnya Allah tidak suka orang-orang yang melampaui batas.”

Sedangkan, yang dimaksud aurat (kemaluan), menurut Kasyani, ialah ciri-ciri watak buruk yang tumbuh di dalam jiwa rasional ketika ia menjadi lekat dengan dunia ini. Ajaran syariah adalah pakaian yang dikirim Tuhan untuk menutupi “kemaluan” anak cucu Adam. Semoga dengan pakaian itu mereka tidak lagi akan jatuh di dalam lubang yang sama. Wallahua’lam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement