REPUBLIKA.CO.ID, TEKNAF -- Penjaga perbatasan Bangladesh menemukan sejumlah kapal pengungsi Muslim Rohingya tengah terdampar di tengah lautan. Para pengungsi diketahui akan menuju Teknaf, kota terdekat dari perbatasan kedua negara.
Ironisnya, saat ditemukan, para pengungsi dalam kondisi sangat memprihatinkan. "Kami mengapung di atas laut selama berhari-hari. Salah seorang saudara saya meninggal karena kelaparan," ungkap Minaa Begum, seorang gadis berusia 10 tahun, seperti dikutip rferl.org, Jum'at (22/6).
Minaaa mengatakan, ada enam kapal yang hendak menuju Bangladesh. Namun, tiga di antaranya menghilang. "Ada enam, tapi setelah tiga helikopter menembaki kami, saya kira tiga perahu itu tenggelam, dan semua penumpangnya tewas," kata dia tanpa menyebut waktu dari insiden tersebut, dan dari mana asal helikopter itu apakah Myanmar atau Bangladesh.
Minara Begum berasal dari Sittwe, kota yang sempat dilanda kekerasan berdarah. Ia merupakan pengungsi yang berhasil diselamatkan seorang perempuan Bangladesh. Menurut Minaa, perempuan itu merasa bersimpati dengan penderitaan yang dialami Muslim Rohingya.
Mohammed Islam, yang juga berasal dari Sittwe mengatakan, ketika meninggalkan negaranya, ada enam perahu, dan tiga di antaranya ditembaki helikopter. "Awalnya ada enam perahu, tetapi tiga perahu lain terpisah dari kelompok. Kami tidak bisa memastikan karena suara mesin perahu. Tapi kami melihat perahu itu ditembaki," ungkapnya.
Mohammed mengatakan tiga anak tewas dalam perahu yang ditumpanginya. "Kami terpaksa membuangnya ke laut karena mereka telah meninggal," ucap dia.
Lebih dari dua ribu pengungsi Rohingya berusaha memasuki Bangladesh pascabentrokan berdarah awal Juni lalu. Pejabat imigrasi Bangladesh memperkirakan, saat ini terdapat 300 ribu pengungsi Rohingya. Mereka memilih Bangladesh dengan harapan memperoleh kehidupan yang lebih baik.