Selasa 19 Jun 2012 21:12 WIB

Kisah Sahabat Nabi: Ubay bin Kaab, Penyeru Persatuan (2-habis)

Rep: Hannan Putra/ Red: Chairul Akhmad
Ilustrasi
Foto: techang.free.fr
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Di antara ucapan-ucapannya yang mengagumkan yang selalu didengungkannya kepada sahabat-sahabatnya ialah, “Selagi kita bersama Rasulullah SAW,  tujuan kita satu. Tetapi setelah ditinggalkan beliau tujuan kita bermacam macam, ada yang ke kiri dan ada yang ke kanan.”

Ia selalu berpegang kepada ketakwaan dan zuhud terhadap dunia, hingga tak dapat terpengaruh dan terpedaya. Karena ia selalu memandang hakikat sesuatu pada akhir kesudahannya. Sebagaimana juga corak hidup manusia.

Betapa pun ia berenang di atas lautan kesenangan dan kancah kemewahan, tetapi pasti ia menemui maut di mana segalanya akan berubah menjadi debu, sedang di hadapannya tiada yang terlihat kecuali hasil perbuatannya yang baik atau yang buruk.

Mengenai dunia, Ubay pernah melukiskannya sebagai berikut, “Sesungguhnya makanan manusia itu sendiri, dapat diambil sebagai perumpamaan bagi dunia. Dikatakannya enak atau tidak, tetapi yang penting menjadi apa nantinya?”

Bila Ubay RA berbicara di hadapan khalayak ramai, maka semua leher akan terulur dan telinga sama terpasang, disebabkan sama terpukau dan terpikat, sebab apabila ia berbicara mengenai agama Allah tiada seorang pun yang ditakutinya, dan tiada udang di balik batu.

Tatkala wilayah Islam telah meluas, dan dilihatnya sebagian kaum Muslimin mulai menyeleweng dengan menjilat pada pembesar-pembesar mereka, ia tampil dan melepas kata-katanya yang tajam, “Celaka mereka, demi Tuhan! Mereka celaka dan mencelakakan! Tetapi aku tidak menyesal melihat nasib mereka, Hanya kusayangkan ialah kaum Muslimin yang celaka disebabkan mereka!”

Karena kesalehan dan ketakwaannya, Ubay selalu menangis setiap mengingat Allah dan hari yang akhir. Ayat-ayat Alquranul Karim, baik yang dibaca atau yang didengarnya semua menggetarkan hati dan seluruh persendiannya.

Tetapi suatu ayat di antara ayat-ayat yang mulia itu, jika dibaca atau terdengar olehnya akan menyebabkannya diliputi oleh rasa duka yang tak dapat dilukiskan. Ayat itu berbunyi, “Katakanlah, Ia (Allah) Kuasa akan mengirim siksa pada kalian, baik dari atas atau dari bawah kaki kalian, atau membaurkan kalian dalam satu golongan berpecah-pecah dan ditimpakan-Nya kepada kalian perbuatan kawannya sendiri.” (QS. Al-An’am: 65).

Yang paling dicemaskan oleh Ubay terhadap umat Islam ialah datangnya suatu generasi umat yang saling berbantah-bantahan sesama mereka. Ia selalu memohon keselamatan kepada Allah, berkah karunia serta rahmat-Nya, Ubay memperolehnya. Ia menghadap Allah dalam keadaan beriman, tenteram dan mendapat limpahan pahala-Nya.

sumber : 101 Sahabat Nabi karya Hepi Andi Bastoni
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement