Oleh: Prof Dr Nasaruddin Umar
Sebagai makhluk mikrokosmos, manusia menjadi simpul keberadaan alam semesta. Manusia adalah miniatur alam semesta. Karena itu, manusia layak menjadi khalifah-Nya. Manusia juga satu-satunya yang dapat memikul amanah itu, bukan makhluk-Nya yang lain.
Dalam perspektif Taoisme, pandangan kalangan sufi menempatkan manusia di dalam dua dimensi. Manusia sebagai hamba Allah SWT adalah Yin dan manusia sebagai khalifah adalah Yang.
Allah SWT menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi (QS. Al-Baqarah: 30). Untuk mendukung kapasitas itu maka Allah SWT menundukkan alam semesta kepada manusia, "Tidakkah kalian perhatikan bagaimana Allah menundukkan bagi kalian segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi?" (QS. Luqman: 20).
Manusia sebagai Yin dalam kapasitasnya sebagai hamba (abid) dan sebagai Yang dalam kapasitasnya sebagai khalifah. Yin lebih mengacu kepada aspek ketakterbadingan (incomparability) dan Yang lebih mengacu kepada aspek keserupaan (similarity). Ketakterbandingan/Yin lebih menekankan aspek syariah dan keserupaan/Yang lebih menekankan aspek tasawuf.
Namun, perlu ditegaskan kembali, para sufi tidak pernah melakukan pemisahan secara mutlak antara ketakterbandingan/Yin/sya riah dan keserupaan/Yang/tasawuf). Para sufi juga tidak pernah lebih menekankan dimensi keserupaan secara mutlak, tetapi keserupaan itu dibatasi oleh ketakterbandingan.
Dalam kenyataannya, para sufi lebih menekankan dimensi ketakterbandingan ketimbang keserupaan. Dimensi ketakterbandingan lebih mendahului keserupaan. Ini artinya para sufi tidak pernah menyepelekan syariah lalu menekankan tasawuf. Jalan menuju tasawuf adalah syariah. Tanpa syariah yang baik tidak ada tasawuf yang baik.
Dua pandangan teologis meski pun kelihatannya berbeda, namun di dalam kenyataan keduanya tetap sama. Ahli syariah tidak pernah mencukupkan dirinya dengan sebatas pengamalan formal syariah, tetapi ia selalu berusaha memaksimalkan praktik kesyariahannya dengan menargetkan kualitas dan isi syariah yang tak lain adalah tasawuf itu sendiri.




