REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Syahruddin El-Fikri
Sampai kini, suku bangsa yang disebut dengan Ya'juj dan Ma'juj masih menimbulkan kontroversi. Ada yang menyebut bahwa Ya'juj dan Ma'juj adalah bangsa Tartar dan Mongol, pasukan Jengis Khan (Hulago), sejenis makhluk aneh, hewan, dan lain sebagainya.
Dalam salah satu hadis yang diriwayatkan Bukhari, Rasulullah SAW menyebutkan bahwa Ya'juj dan Ma'juj itu memiliki fisik berbadan bulat, bermata sipit, dan berkulit kuning. Karena itu, lantas ada yang mengaitkannya dengan orang-orang keturunan Cina, Korea, dan Mongolia.
Konon, makhluk yang bernama Ya'juj dan Ma'juj ini akan muncul menjelang hari kiamat nanti. Dari an-Nuwas dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, "Kemudian Allah SWT mengeluarkan Ya'juj dan Ma'juj, mereka turun dengan cepat dari bukit-bukit yang tinggi. Setelah itu gerombolan atau barisan pertama dari mereka melewati Danau Thabariyah dan meminum habis semua air dalam danau tersebut. (HR Muslim 2937/110, at-Tirmidzi 2240 Abu Dawud 4321, Ibnu Majah 4075).
Cerita mengenai Ya'juj dan Ma'juj tertera di Alquran dalam surah Alkahfi ayat 92-98 dan kebangkitannya dinyatakan dalam surah An-Anbiya ayat 96-97.
''Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya'juj dan Ma'juj; dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. Dan, sudah dekatlah kedatangan janji yang benar (kiamat) maka tiba-tiba terbelalaklah mata orang kafir. (Mereka berkata): 'Aduhai, celakalah kami, sesungguhnya kami adalah dalam kelalaian mengenai ini, bahkan kami adalah orang yang zalim.'' (An-Anbiya: 96-97).
Dalam hadis yang diriwayatkan dari Zainab binti Jahsyi, istri Nabi, Rasulullah menyatakan, tembok yang dibangun oleh Dzulkarnain telah berlubang sebesar telur ayam (Rasulullah melengkungkan jari telunjuk dengan ibu jari tangan). Karena itu, umat manusia akan mengalami celaka karena Ya'juj dan Ma'juj ini berhasil menembus tembok tersebut. Hadis ini diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, dan Ahmad.
Lalu, bagaimana dengan firman Allah yang menyatakan bahwa tembok tersebut tidak akan bisa dilubangi? Apakah ini menunjukkan karena begitu lamanya sehingga tembok yang terbuat dari besi dan tembaga itu akan berlubang?
Sejumlah ahli bahasa meyakini bahwa Ya'juj dan Ma'juj adalah orang-orang Cina. Ya'juj dan Ma'juj, menurut ahli lughah, ada yang menyebut isim musytaq (memiliki akar kata dari bahasa Arab) berasal dari Ajaja an-Nar artinya jilatan api. Menurut Abu Hatim, Ma'juj berasal dari Maja, yaitu kekacauan. Ma'juj berasal dari Mu'juj, yaitu Malaja. Namun, menurut pendapat yang sahih, Ya'juj dan Ma'juj bukan isim musytaq, melainkan isim 'Ajam dan Laqab (julukan).
Ada pula yang menyebutkan kata Ya'juj dan Ma'juj adalah dari bahasa Cina. Ya bermakna Asia, Jou atau Zhou adalah benua (tempat tinggal) dan Ma adalah kuda. Ya'juj adalah Benua Asia dan Ma'juj adalah bangsa berkuda. Pasukan Mongol yang dipimpin Jengis Khan maupun lainnya juga sering menunggang kuda dalam peperangannya.
Wa Allahu A'lam.