Rabu 13 Jun 2012 12:49 WIB

Mahar Cinta Terindah

Rep: Irwan Kelana/ Red: Chairul Akhmad
Sampul depan buku Tilawah Cinta.
Foto: buku.tokobagus.com
Sampul depan buku Tilawah Cinta.

REPUBLIKA.CO.ID, Rasulullah SAW menegaskan dalam salah satu hadisnya, “Wanita yang paling agung berkahnya adalah yang paling ringan maharnya.” (HR Ahmad, Al-Hakim, Al-Baihaqi dengan sanad yang sahih).

Namun, dalam kenyatan di masyarakat, kita sering menjumpai banyak orang tua yang meminta mahar tinggi, sebagai syarat sah nikah. Tak jarang, hal itu memberatkan calon suaminya. Bahkan, ada juga pernikahan urung di langsungkan gara-gara tidak ada titik kesepakatan soal besaran mahar.

Sangat disayangkan, sebagian umat justru menggunakan pernikahan sebagai me dia untuk berlomba mencari kekayaan, yaitu dengan meninggikan mahar. Karena, menurut asumsi mereka, orang yang menikahkan anak gadisnya dengan lelaki yang memberikan mahar berupa uang dan perhiasan banyak, maka dia telah menikahkan dengan orang yang bertanggung jawab. Mereka juga mengira bahwa semua itu merupakan jaminan untuk hidup bahagia.

Masya Allah! Apakah mereka merasa lebih mulia dari para sahabat wanita Nabi? Ataukah mereka merasa lebih cantik dan bernasab baik daripada Ummu Sulaim? Ataukah mereka mengira lebih tinggi derajatnya daripada Ibunda Kaum Muslimin Khadijah RA yang telah Allah buatkan rumah di surga? Sungguh para wanita sahabat Rasulullah itu–yang ketakwaannya, kedudukan, dan nasabnya lebih baik daripada wanita zaman sekarang–tidak pernah mempersulit mahar.

Novel Tilawah Cinta yang ditulis oleh El Salman Ayashi Rz, antara lain mengupas tentang pentingnya mahar itu dipermudah. Justru mahar yang dipermudah itu merupakan mahar cinta terindah. Melalui jalinan cinta yang mengharukan di antara tokoh-tokohnya: Farhan yang merupakan santri pencari jati diri, kebahagiaan dan cinta; Rindiani, seorang wanita salehah yang tidak pernah takut untuk mati meninggalkan dunia; dan Rini, juga wanita salehah dan cerdas, yang tahu benar makna cinta sejati yang harus dia bagi dan nikmati bersama suaminya.

Novel yang merupakan buku pertama dari dwilogi “Ku Antar Kau ke Surga” ini ditulis dengan alur cinta yang menyentuh dan mengharukan. Dengan gaya bahasa sastra yang indah, bab demi bab dalam novel ini akan menggiring pembaca memahami hidup yang penuh misteri dengan bijak, mulai dari pencarian jati diri dan kebahagiaan, hingga masalah jodoh dan maut.

Salah satu pelajaran terpenting yang bisa diambil dari novel ini adalah pentingnya perjuangan hidup dan kesiapan menghadapi risiko dalam hidup. Seperti ditegaskan oleh Dr Sudarnoto Abdul Hakim MA saat memberi pengantar novel ini, “Setelah membaca novel ini, kesadaran saya semakin kuat bahwa hidup ini memang harus diperjuangkan, harus diatur, dan direncanakan. Kedua, berbagai risiko yang akan dihadapi dalam memperjuangkan hidup ini pasti saja ada.”

Novel yang sangat inspiratif ini sangat perlu dibaca, terutama oleh mereka yang sedang berencana menikah. Intinya adalah makna terdalam sebuah pernikahan adalah semata-mata untuk meraih ridha dan cinta-Nya.

Judul         : Tilawah Cinta

Penulis     : El Salman Ayashi Rz

Penerbit  : Medhatama Restyan

Cetakan   : I, April 2012

Tebal         : xv+342 hlm

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement