Selasa 12 Jun 2012 19:09 WIB

Ta'abbud dan Isti'anah (2)

Ilustrasi
Foto: Blogspot.com
Ilustrasi

Oleh: Prof Dr Nasaruddin Umar

Susunan kata seperti iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'in lebih menekankan ibadah itu sebagai faktor teosentris, bukannya antroposentris. Hamba akan lebih pasrah dalam hal ini karena di hadapannya hanya ada Dia Yang Mahasegalanya.

Hilanglah kepentingan (interest) kemanusiaan di dalam ibadah. Penyembahan merupakan pernyataan puncak kerendahan dan kelemahan seorang hamba dan sekaligus penampilan puncak kemahabesaran dan kemahakuasaan Allah SWT.

Tersungkur di hadapan Tuhan Yang Maha Kuasa dirasakan lebih syahdu dan lebih ringan karena sudah tidak lagi terganggu oleh faktor keakuan diri kita. Tentu, akan berbeda jika keakuan kita didahulukan, kemudian baru Tuhan sebagai Al-Ma'bud.

Dalam pembahasan tafsir-tafsir tasawuf, ayat kelima Surah Al-Fatihah ini melahirkan konsep ta'abbud dan dan isti'anah yang memudahkan manusia mencapai pemahaman intensif antara dirinya dengan Tuhannya.

Relasi Tuhan dan hamba dapat dijelaskan dengan baik melalui konsep ta'abbud-isti'anah ini. Ta'abbud merupakan bentuk pendakian seorang hamba menuju Tuhannya dalam bentuk pengabdian atau penghambaan diri (ta'abbud). Dalam hadis Nabi, shalat disebutkan sebagai bentuk pendakian (mi'raj) orang-orang mukmin (al-shalatu mi'raj al-mu'minin).

Setelah hamba sudah merasa tiba di puncak pendakian, saat itulah Allah SWT memberikan apresiasi usaha keras (mujahadah) anak manusia ke dalam bentuk pertolongan Tuhan (isti'anah). Bentuk isti'anah bermacam-macam. Tetapi yang pasti, itu merupakan keutamaan yang diberikan Allah SWT.

Ta'abbud biasa disinonimkan secara tasawuf dengan pendakian (taraqqi) dan isti'anah dengan tanazul, yaitu anugerah Allah SWT yang diturunkan kepada hamba. Ibnu Arabi lebih suka menggunakan istilah taraqqi untuk upaya pendakian menuju Tuhan dan istilah tanazul untuk isti'anah.

Taraqqi bagi Ibnu Arabi, melejitnya seorang hamba menuju Tuahn-Nya. Setelah sampai ke dalam batas tertentu, muncullah peristiwa tanazul, yaitu turunnya karunia Tuhan sebagai akibat pengabdian tulus seorang hamba kepada Tuhannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement