Oleh: Prof Dr Nasaruddin Umar
Dalam riwayat Muslim dari Aisyah disebutkan kelompok seniman Habasyah itu menampilkan seni tari-musik pada Hari Ra ya Id di masjid.
Rasulullah memanggil Aisyah untuk menyaksikan pertunjukan itu, kepala Aisyah diletakkan di pundak Nabi sehingga Aisyah dapat menyaksikan pertunjukan tersebut.
Dalam kitab Ihya’ Ulumuddin, karya monumental Imam Al-Ghazali, ada suatu bab khusus tentang pentingnya seni di dalam Islam.
Ia mendasarkan pandangannya pada beberapa event penting pada masa Rasulullah selalu diisi dengan seni musik, seperti membiarkan orang melantunkan nyanyian dan syair ketika menunaikan ibadah haji, ketika prajurit melangsungkan peperangan dilantunkan tembang-tembang perjuangan untuk memotivasi prajurit di medan perang.
Kemudian nyanyian yang dilantunkan merasakan kesedihan karena dosa yang telah diperbuat, seperti dikutip Nabi Adam dan Nabi Daud menangisi dosa dan kekeliruannya dengan ungkapan-ungkapan khusus, nyanyian untuk mengiringi acara-acara kegembiraan seperti suasana hari raya, hari perkawinan, acara akiqah dan kelahiran anak, acara khitanan, pulangnya para perantau, dan khataman Alquran.
Dalam hadis riwayat Al-Baihaqi, sebagaimana dikutip Al-Ghazali, menceritakan bahwa ketika Rasulullah memasuki Kota Madinah, para perempuan melantunkan nyanyian di rumahnya masing-masing:
Telah terbit bulan purnama di atas kita, dari bukit Tsaniyatil Wada’.
Wajiblah bersyukur atas kita, selama penyeru menyerukan kepada Allah.
Hadis-hadis shahih dan pendapat ulama terkemuka di atas menunjukkan bahwa pertunjukan seni, termasuk di dalamnya permainan alat-alat musik dan nasyid, menyanyi dibenarkan Rasullah SAW.
Memang ada juga riwayat yang mencela alat bunyi-bunyian seperti seruling (mazamir), tetapi jika musik dan bunyi-bunyian itu dimaksudkan untuk tujuan-tujuan tertentu yang bertentangan dengan syariat, misalnya seni musik mengiringi ritual kemusyrikan, seni musik menimbulkan fitnah, mengajak orang untuk mabuk, merangsang pendengarnya untuk melakukan maksiat dan melupakan Tuhan.
Seni musik bagian dari kebudayaan dan peradaban Islam yang harus dilestarikan. Sudah saatnya juga seni musik dan berbagai bentuk seni lainnya dijadikan media dakwah untuk mengajak orang berhati lembut, berpikiran lurus, berperilaku santun, bertutur kata halus, dan menampilkan jati diri dan inner beauty setiap orang.




