Selasa 05 Jun 2012 16:45 WIB

Khusyuk Sumber Kemenangan

Rep: Irwan Kelana/ Red: Chairul Akhmad
Shalat khusyuk (ilustrasi).
Foto: blog.uns.ac.id
Shalat khusyuk (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Allah SWT berjanji dalam Alquran bahwa kaum Mukminin beruntung, menang, bahagia dunia akhirat.

Namun, kenyataannya, umat Islam yang dewasa ini berjumlah lebih 1,5 miliar jiwa pada umumnya dalam keadaan tidak beruntung, miskin, melarat, “dijajah” secara ekonomi, politik, dan militer.

Mengapa hal itu terjadi? Inilah yang bertahun-tahun membuat gelisah seorang intelektual, pendidik dan ulama, bahkan pebisnis bernama Prof Dr Ir Amin Aziz.

Ternyata, dari hasil pengamatan, penelitian, dan perenungannya, semua itu terjadi karena kualitas ibadah umat Islam belum sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya. Antara kondisi ibadah dan perilaku umat Islam masih sering bertolak belakang.

Salah satu yang jadi sorotan Aziz adalah shalat. Betapa banyak umat Islam saat ini yang tidak khusyuk dalam shalatnya. Akibatnya, shalatnya tidak membuahkan hasil, mencegah perbuatan keji dan mungkar. Juga tidak sesuai dengan panggilan azan dan ikamat bahwa shalat itu kunci kemenangan dan kebahagiaan.

Berangkat dari kegelisahan itu, Amin Aziz mencoba merangkai langkah-langkah apa yang bisa dilakukan dan menjadi solusi bagi umat Islam agar bisa bangkit dari keterpurukan dalam segala bidang. Melalui buku berjudul Pesan untuk Tuhan, penulis menegaskan bahwa kunci sukses dan bahagia itu terutama ada pada shalat yang khusyuk. Khusyuk adalah sumber kemenangan.

Penulis memulai bukunya dengan pertanyaan yang menggelitik, “Umat Islamkah yang keji dan mungkar?” Dalam pandangan penulis, Allah mengharapkan shalatlah yang menuntun manusia kepada perilaku makruf atau kebajikan.

Bab berikutnya menguraikan shalat khusyuk sebagai sarana penyampaian pesan kepada Tuhan. Bab ketiga, perintah Allah untuk khusyuk hati dan hukuman bagi yang menyia-nyiakannya. Bab keempat memaparkan latihan dzikir dan khusyuk hati.

Bab kelima dan keenam boleh dibilang merupakan inti buku ini. Bab kelima membahas persiapan shalat khusyuk yang terdiri atas persiapan diri, wudhu, dan rangkaian wudhu. Bab keenam menguraikan praktik shalat khusyuk, mulai dari berdiri sampai salam, dan semua itu dilaksanakan secara tertib.

Yang tidak kalah pentingnya adalah bab ketujuh, yakni pengembangan karakter anak melalui shalat khusyuk. Penulis membaginya menjadi karakter Al-Fatihah untuk anak usia prasekolah (dua-enam tahun), usia tujuh-sembilan tahun, dan usia 10-12 tahun.

Bab kedelapan mengaitkan shalat khusyuk dengan rekonstruksi karakter bangsa. “Rekonstruksi karakter bangsa dapat dilakukan dengan shalat khusyuk. Shalat khusyuk adalah shalat yang terlahir dari kesadaran setiap hamba yang memiliki kerinduan tertinggi kepada Penciptanya.”

Seperti ditegaskan Wakil Menteri Pendidikan Musliar Kasim dalam komentar singkatnya, buku ini tidak hanya perlu menjadi pegangan bagi peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan di lingkungan sekolah, tetapi juga menjadi pegangan bagi seluruh lapisan masyarakat di jenjang manapun mereka berada.

 

Judul              : Pesan untuk Tuhan: Membangun Kembali Karakter Bangsa

Penulis          : Prof Dr M Amin Aziz

Penerbit       : Dai Fi’ah Qalilah (DFQ)

Cetakan        : I, Maret 2012

Tebal             : xix+364 hlm

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement