Oleh: Prof Dr Nasaruddin Umar
Kalangan ilmuwan kini semakin sadar betapa pentingnya manusia kembali berpaling untuk memahami dirinya sendiri lebih mendalam.
Sebab, hanya dengan mengandalkan kecerdasan intelektual manusia tidak akan sampai kepada martabat yang ideal. Atas dasar inilah, Danah Zohar dan Ian Marshal menerbitkan satu buku yang amat menarik, yang diberi judul SQ Spiritual Intelligence: The Ultimate Intelligence.
Buku ini diawali dengan tinjauan secara kritis kelemahan-kelemahan dunia Barat dalam kurun waktu terakhir ini karena mengabaikan faktor kecerdasan spiritual ini. Sebaliknya, buku ini memberikan apresiasi yang sangat positif terhadap nilai-nilai humanisme ketimuran yang dikatakannya lebih konstruktif daripada nilai-nilai humanisme yang hidup di Barat.
Kecerdasan spiritual dalam Islam sesungguhnya bukan pembahasan yang baru. Bahkan, masalah ini sudah lama diwacanakan oleh para sufi. Kecerdasan spiritual (SI) berkaitan langsung dengan unsur ketiga manusia.
Seperti telah dijelaskan terdahulu bahwa manusia mempunyai substansi ketiga yang disebut dengan roh. Keberadaan roh dalam diri manusia merupakan intervensi langsung Allah SWT tanpa melibatkan pihak-pihak lain sebagaimana halnya proses penciptaan lainnya.
Kehadiran roh atau unsur ketiga pada diri seseorang memungkinkannya untuk mengakses kecerdasan spiritual, yang dalam artikel-artikel lalu sering disebut dengan mukasyafah. Namun, upaya untuk mencapai kecerdasan itu tidak sama bagi setiap orang.
Seorang Nabi atau wali tentu lebih berpotensi mendapatkan kecerdasan ini, karena ia diberikan kekhususan-kekhususan yang lebih dibanding orang lain. Namun, tidak berarti manusia biasa tidak bisa mendapatkan kecerdasan ini.




