REPUBLIKA.CO.ID, Allah SWT mewajibkan kaum Muslimin laki-laki untuk menunaikan shalat Jumat. Shalat ini dilaksanakan sepekan sekali pada Jumat, hari yang mulia.
Pada setiap pelaksanaannya, ada dua khutbah yang disampaikan dan berfungsi sebagai peringatan dan pesan bagi kaum Muslimin.
Kewajiban pokok seorang khatib pada setiap khutbah Jumat adalah mengajak umat Islam untuk selalu berpegang kepada Alquran dan hadis. Merekalah yang berada di garis depan dalam menyampaikan pesan dan nasihat kepada umat.
Dalam Islam, khutbah Jumat memiliki kedudukan yang istimewa. Sebab, khutbah ini disampaikan secara rutin setiap pekan dan memiliki nilai kesucian tersendiri. Khutbah Jumat memiliki dasar-dasar dan prinsip yang berbeda dengan ceramah dan tabligh.
Jika prinsip tersebut tidak dipenuhi maka khutbah menjadi cacat. Khutbah ini berbeda dengan ceramah keagamaan lainnya karena setiap Muslim yang menunaikan shalat Jumat diwajibkan mendengarkannya. Telinga dan hati dibuka untuk mendengarkan pesan-pesan penting yang disampaikan khatib. Suasana yang tercipta pun hening.
Khutbah Jumat menjadi istimewa karena kaum Muslimin yang hadir di masjid adalah manusia yang secara sukarela memenuhi seruan Allah dan mengharapkan ridha-Nya.
Dalam surah Al-Jumuah ayat 9, Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari Jumat maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkan jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar khutbah menjadi sah. Yaitu khutbah dilakukan sebelum shalat Jumat, dihadiri oleh sejumlah orang yang menjadikan shalat Jumat sah, hendaknya suara khatib bisa didengar oleh seluruh jamaah yang hadir, serta seorang khatib dari kalangan laki-laki.
Sedangkan, rukun khutbah adalah memuji Allah dengan membaca hamdalah di kedua khutbah, membaca selawat untuk Rasulullah, memberikan wasiat takwa kepada jamaah, membaca ayat Alquran, dan mendoakan kaum Muslimin.
Buku ini berisi materi khutbah yang ditulis oleh para ustadz, kiai, dan tokoh Islam. Antara lain Prof Dr KH Achmad Satori, Dr Hidayat Nurwahid, KH Tulus Musofa, HM Idris Shomad, KH Amir Faishol Fath, dan sebagainya.
Berbagai tema menarik disajikan sesuai urutan bulan hijriyah. Pada Muharram, misalnya, materi khutbah tentang menuju perubahan dalam perspektif Islam, hijrah dan masa depan, bahaya kezaliman, pelajaran berharga dari sejarah hijrah, dan membentengi akidah umat.
Bagi para khatib, buku ini penting dibaca agar materi khutbah yang disampaikan menarik dan sesuai dengan kebutuhan umat. Kaum Muslimin lainnya juga layak membaca buku ini.
Judul : Khutbah Jumat yang Menggugah
Penulis : Prof Dr KH Achmad Satori Ismail, dkk
Penerbit : Pustaka Ikadi
Cetakan : Februari 2012
Halaman : xi + 515