REPUBLIKA.CO.ID, MANILA - Sudah menjadi tradisi bagi muslim Filipina yang berada di luar negeri untuk mengirimkan bantuan kepada keluarga tak mampu dua bulan sebelum bulan Ramadhan. Tradisi itu merupakan wujud dari kepedulian agar mereka yang tidak mampu tidak mengalami kesulitan untuk menjalani ibadah puasa.
"Dua bulan sebelum puasa, kami biasa mengumpulkan makanan untuk dikirimkan kepada mereka yang tidak mampu. Kami tentu mengharapkan mereka untuk tidak mengalami kesulitan untuk menjalani puasa.
Mereka dapat fokus menjalankan ibadah tanpa khawatir makanan apa yang disuguhkan untuk berbuka," papar Roy Tamano, penasihat komunitas muslim Mindanao yang berada di Uni Emirat Arab (UEA), seperti dikutip onislam.net, Rabu (23/5).
Selain makanan, kata Roy, pihaknya juga mengirimkan kurma, sajadah dan mushaf Alquran dalam jumlah besar. "Banyak dari saudara-saudara kami yang tidak mampu untuk membeli kurma. Semoga ini dapat membantu mereka," kata dia.
Komunitas muslim Filipina lain di UEA, juga melakukan hal serupa. Mereka umumnya mengirimkan kurma dan sajadah. "Kami telah mengumpulkan bantuan dari teman-teman kita yang berada di Dhaid dan wilayah Emirat lain. Banyak dari mereka tak ragu untuk memberikan kurma dalam jumlah besar," papar Abulcair Capatagan, Presiden komunitas tersebut.
Tamano mengatakan adalah kewajiban setiap muslim untuk membantu saudara yang lain. Menurutnya, kewajiban itu tertuang dalam satu dari lima rukun Islam yang harus dijalankan setiap muslim.
"Membantu mereka yang membutuhkan adalah wajib. Tentu tidak sulit untuk menyisihkan 2,5 persen dari pendapatan untuk mereka," pungkasnya.
Saat ini, terdapat 800 Muslim Filipina di Uni Emirat. Di Filipina, populasi muslim diperkirakan mencapai 8 persen dari populasi keseluruhan.