REPUBLIKA.CO.ID, Tak hanya raga yang butuh makan dan minum. Hati pun butuh nutrisi yang menjadi asupannya. Salah satu cara memberikan santapan kepada hati dan jiwa adalah membaca dan mempelajari renungan-renungan keimanan.
Keadaan hati sangat ditentukan sejauh mana sifat-sifat baik atau buruk yang menguasainya. Hati yang bersih selalu mendapatkan nasihat-nasihat, tidak dilumuri oleh noda-noda maksiat dan dosa, akan mengajak pemiliknya untuk selalu melakukan perbuatan baik, begitu juga sebaliknya.
Buku ini merupakan kumpulan 120 renungan keimanan yang disusun oleh penulis serta beberapa pengalaman yang dialaminya selama 30 tahun terakhir, baik dalam menuntut ilmu maupun mendakwahkannya kepada masyarakat.
Renungan yang terlintas ketika mendengar lantunan ayat-ayat Alquran atau mutiara-mutiara hadis Rasulullah SAW, perkataan orang-orang saleh, atau renungan ketika melihat suatu peristiwa yang mengandung pelajaran yang tersembunyi.
Seperti ditegaskan oleh penulis bahwa setiap Muslim, terutama yang memiliki perhatian terhadap ilmu, hatinya akan senantiasa terpaut oleh ayat-ayat Alquran yang ia dengar, dan akan tersentuh setiap kali mendengarkannya.
Atau, ketika mempelajari hadis-hadis Nabi, segala problem dalam hatinya akan lenyap dan segala yang menyibukkannya pun akan sirna seketika. Dan hatinya akan senantiasa dipenuhi oleh nuansa iman dan suasana yang cerah ceria.
Buku ini semakin berbobot karena diperkaya dengan inspirasi dan kutipan dari dua buku karya ulama terkemuka, yakni Shaid Al-Khatir karya Ibnul Jauzi dan Al-Fawaid karya Ibnul Qayyim Al-Jauziyah.
Secara keseluruhan buku ini mengupas masalah akidah, cara dan metode beragama (manhaj) para pendahulu umat ini (kaum salaf), akhlak dan budi pekerti serta berita tentang orang-orang baik yang senantiasa menebarkan kebaikan. Tiap-tiap renungan disajikan secara ringkas namun padat dalam tiga hingga empat halaman.
Berbagai renungan itu merupakan pencerahan yang sangat penting bagi kaum Muslimin yang membacanya. Misalnya, prioritas dakwah seorang dai agar manusia mendapat hidayah, memiliki obsesi tinggi dalam hal kebaikan, mencintai keluarga adalah fitrah, serta dalam musibah ada karunia, dan dalam kenikmatan ada musibah.
Masih ada renungan-renungan lain yang tak kalah pentingnya, seperti di balik kehendak Allah tersimpan hikmah; jangan salah memahami takdir; barangsiapa yang memperbaiki batinnya, maka Allah akan memperbaiki lahiriahnya; berakhlak mulia kepada semua orang; dan mempersiapkan diri untuk menemui kematian.
Dengan topiknya yang sangat beragam dan penyajiannya yang sangat berdalil, buku ini sangat perlu dibaca oleh setiap Muslim.
Judul : 120 Renungan Keimanan
Penulis : Dr Ahmad Farid
Penerbit : Darus Sunnah
Cetakan : I, April 2012
Tebal : xxvi+414 hlm