REPUBLIKA.CO.ID,SANTA ANA -- Meningkatnya populasi muslim di negara bagian California, Amerika Serikat, menyimpan potensi suara bagi umat Islam untuk memperjuangkan hak-hak sipil pada pemilihan Presiden mendatang. Sebabnya, muslim California perlu didorong untuk menggunakan haknya demi masa depan komunitas muslim.
Ketua Dewan Hubungan Amerika Islam California (CAIR-CA), Masoud Nassimi mengatakan sebagai masyarakat yang berpendidikan dan terintegrasi, muslim Amerika memiliki peranan penting dalam sosial dan politik AS. Karena itu, penting bagi setiap muslim untuk terlibat dan berpartisipasi penuh guna menciptakan masa depan yang lebih baik bagi umat Islam di California dan AS.
"Untuk itu, muslim AS harus memahami isu-isu politik dan tantangan muslim di masa depan. Kedekatan dengan anggota parlemen menjadi faktor kunci dalam hal ini," kata dia dalam acara "Hari Muslim di Capitol" yang berlangsung di California Convention Center, Senin (7/5) kemarin.
Saat ini, kehidupan muslim AS boleh dibilang "belum aman". Mengapa demikian, tumbuhnya kelompok anti Islam berikut dengan manuver yang dilakukan partai Republik mengancam posisi umat Islam yang hingga kini masih berjuang mendapatkan tempat di AS. Oleh sebagian masyarakat AS, Islam masih dianggap sebagai penyakit dan ekspansioner yang mengancam AS dalam tanda kutip.
Asisten Profesor Universitas Santa Clara, Farid Senzai mengatakan ada peluang bagi komunitas muslim di seluruh AS, untuk memainkan peranan penting. Peranan itu memang menghadapi hambatan berupa retorika anti Islam yang menjurus pada usaha menekan Islam dalam isu-isu seperti hukum syariah."Saya kira, muslim di seluruh negara bagian memiliki peranan dalam menjaga kepentingan dan aspirasi mereka," kata dia.
Lantaran potensi memberikan pengaruh pada setiap kebijakan, CAIR dan organisasi Islam lain memandang hal ini untuk menyatukan suara muslim dalam menghadapi tantangan yang dimaksud. Tentu hal ini tidak mudah, mengingat muslim AS begitu beragam.
Beragam kampanye untuk menyatukan suara secara intensif dilakukan. Kampanye yang dimaksud seperti memberikan panduan, memperkenalkan para pemilih dan memobilisasi umat Islam untuk menggunakan haknya.
Sebagai catatan, umat Islam AS membantu terpilihnya George W Bush pada pemilu Presiden 2000 dan Barrack Obama pada pemilihan presiden 2008. Tentu, pada pemilihan Presiden 2012 mendatang, suara muslim AS sangat menentukan nasib Obama atau memberikan kesempatan Republik yang berindikasi anti-Islam untuk memimpin AS empat tahun ke depan.