REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA — Organisasi Konferensi Islam (OKI) menilai perkembangan islamofobia di negara-negara Barat telah memasuki fase ketiga. Kondisi itu jelas membutuhkan persatuan dunia Islam untuk segera menghentikan islamofobia di seluruh dunia.
Hal itu disampaikan Sekjen OKI, Ekmeleddin Ihsanoglu, dalam sebuah pernyataan Sabtu (5/5) kemarin. “Islamofobia terus meningkat. Bahkan sudah memasuki fase ketiga,” kata dia seperti dikutip onislam. Net, Ahad (6/4).
Ihsanoglu menjelaskan pada fase pertama, kebebasan berekspresi digunakan sebagai alat untuk mempermosikan kebencian terhadap umat Islam. Pada fase dua, ada upaya melembagakan kebencian terhadap Islam dan muslim. Namun, Ihsanoglu tidak menyebut seperti apa bentuk kebencian terhadap Islam pada fase ketiga.
“Di Swiss misalnya, pemerintah melakukan referendum untuk membangun menara di masjid-masjid yang akhirnya memutuskan adanya larangan terhadap pembangunan menara masjid. Tahun 2005 silam, surat kabar Denmark mempublikasikan 12 karikatur Nabi Muhammad,” kata dia.
Ishanoglu mengatakan dengan situasi yang ada islamofobia telah menjadi bentuk penghinaan terhadap hak asasi manusia dan martabat umat Islam. Dan sentimen anti Islam terus saja meningkat di negara-negara barat.
Di AS, kata dia, kebencian terhada Islam telah berkembang menjadi isu partai tertentu untuk menarik suara. Di Inggris, kelompok anti-Islam membentuk lembaga Liga Pertahanan Inggris (EDL) dan Partai Nasional Inggris (BNP). Sedangkan di Jerman, muslim terus ditekan karena dianggap enggan berintegrasi.
“Bulan lalu, Amnesty Internasional menuduh negara-negara Eropa melakukan diskriminasi terhadap umat Islam. Ini tentu harus menjadi perhatian bersama,” pungkas dia.