Jumat 27 Apr 2012 14:14 WIB

Ngabalin: Wapres tak Cocok Usul Pengaturan Azan di Muktamar DMI

Ketua Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia Ali Muhtar Ngabalin
Ketua Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia Ali Muhtar Ngabalin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketua Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia Ali Muhtar Ngabalin menyatakan keberatan jika suara azan di masjid diatur sesuai yang diusulkan oleh Wakil Presiden Boediono.

"Saya keberatan pernyataan Wapres Boediono. Tidak cocok jika beliau bicara di Muktamar Dewan Masjid Indonesia," kata Ngabalin kepada pers di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, Jumat (27/4).

Hal tersebut disampaikan menanggapi pernyataan Wakil Presiden saat menyampaikan arahan sekaligus membuka Muktamar VI Dewan Masjid Indonesia (DMI). Dalam sambutannya Boediono minta kepada Dewan Masjid Indonesia mulai membahas tentang pengaturan penggunaan pengeras suara di masjid.

"Kita semua sangat memahami bahwa azan adalah panggilan suci bagi umat Islam untuk melaksanakan kewajiban shalatnya," kata Wapres.

Dikatakan Wapres, apa yang dirasakan barangkali juga dirasakan orang lain yaitu bahwa suara azan yang terdengar sayup-sayup dari jauh terasa lebih merasuk ke sanubari dibanding suara yang terlalu keras, menyentak, dan terlalu dekat ke telinga.

Menurut Wapres, Alquran pun mengajarkan kepada umat Islam untuk merendahkan suara sambil merendahkan hati ketika berdoa memohon bimbingan dan petunjuk-Nya.

Ngabalin menilai, tidak seharusnya Wapres mengatakan hal itu dalam forum muktamar DMI, dan kalau mau menyampaikan keinginannya sebaiknya di forum lain.

"Tidak lagi zamannya bicara seperti itu. Saya tidak setuju dan sebaiknya dilakukan secara personil saja kalau memang terganggu dengan suara azan," kata Ngabalin yang juga politisi Partai Golkar.

Dikatakan, dirinya agak terkejut dengan pernyataan Wapres tersebut dan berharap agar permasalahan ini tidak menjadi rumit.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement