Jumat 20 Apr 2012 22:00 WIB

Muslim Moro Yakin OKI Selesaikan Perdamaian Mindanao

Rep: Amri Amrullah/ Red: Chairul Akhmad
Gerilyawan MORO.
Foto: AP
Gerilyawan MORO.

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA – Front Pembebasan Muslim Moro (MILF) di Filipina Selatan mempercayakan penyelesaian perdamaian dengan Filipina dengan organisasi Kerjasama Islam (OKI). OKI dipandang sebagai satu-satunya kekuatan yang bisa memecahkan kebuntuan dalam pembicaraan perdamaian antara Manila dan Muslim Moro.

Juru Perdamaian MILF, Prof Abhoud Syed Lingga, meyakini OKI sangat berpengaruh membawa perdamaian MILF dengan pemerintah Filipina. "OKI bisa mengarahkan perundingan perdamaian keluar dari kebuntuan dan berkontribusi pada kesepakatan akhir perdamaian," ungkap Syed Lingga yang dilansir Xinhuanet.com, Jumat (20/4).

Selama pembicaraan formal eksplorasi perdamaian ke-26 di Kuala Lumpur, pada 22 Maret lalu. Kedua belah pihak setuju untuk mengizinkan OKI duduk sebagai pengamat di pembicaraan berikutnya antara MILF dan Pemerintah Filipina.

Di bawah Naungan OKI, Manila dan Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) menandatangani perjanjian perdamaian tahun 1996, dan mengakhiri rentetan pertempuran di Mindanao sejak pertengahan 1970-an.

Sebelumnya, pakta perdamaian ditolak oleh sebagian kelompok garis keras di MNLF yang dipimpin oleh Salamat Hashim, keluar dari MNLF untuk membentuk MILF sekarang.

Syed Lingga mengatakan bahwa keterlibatan OKI terdiri dari 57 negara anggota dipimpin oleh Sekretaris Jenderal OKI, Ekmeleddin Ihsanuglo. Dalam putaran terakhir perundingan pada Maret, kedua belah pihak tidak terlihat optimis keberhasilan perjanjian perdamaian dalam beberapa bulan ke depan.

Perwakilan negosiator pemerintah Filipina, Marvic Leonen, mengakui pembicaraan itu menuju jalan buntu, karena perbedaan pendapat pada beberapa isu utama. "Kami mendekati jalan buntu untuk transisi membuat solusi permanen bagi pemerintah kami," kata Leonen.

Dengan adanya OKI ini, Leonen yakin pemerintah Presiden Benigno Aquino III siap untuk menandatangani pakta perdamaian dengan MILF dalam waktu secepat mungkin. "Kami telah meletakkan sebuah proposal yang sangat pragmatis yang akan menjamin otonomi nyata dan asli untuk Bangsa moro," kata Leonen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement