REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Persatuan Ulama Muslim Internasional (IUMS), Senin (26/3) kemarin, mengkritik Perancis lantaran tidak menghormati niat baik kunjungan pimpinan mereka Yusuf Al Qaradhawi.
"Kami terkejut. Dan kami menegur Perancis karena menolak visa Sheikh Yusuf Qaradhawi. Dia adalah seorang ulama moderat yang memberikan kontribusi untuk memerangi ekstremisme dalam ajaran Islam," kata Sekretaris umum UIMS, Sheikh Ali Al Qaradaghi, seperti dikutip thepeninsulaqatar.com, Selasa (27/3).
Menurutnya, langkah pencekalan yang dilakukan Perancis tidak menghormati prinsip dan kedaulatan negaranya sendiri. Sebab, kunjungan Qardhawi bermuatan damai. "Sheik, begitu berharap dapat mengunjungi Perancis, yang menurutnya sebuah negara dengan peradaban yang maju," tutur Ali.
Seperti diwartakan, ulama asal Mesir, Yusuf Qardhawi dilarang masuk ke Perancis. Orang dekat Presiden Perancis, Nicolas Sarkozy, Henri Guaino menyatakan Sarkozy akan memblokir Qardawi masuk jika sang ulama memenuhi undangan Organisasi Islam Perancis (UIOF) di Le Bourget, Paris, pada 6 April mendatang.
"Pemerintah Perancis tak menginginkan adanya ulama ekstremis memasuki wilayah Perancis," ungkap Guiano. Menurut Guaino, Qardhawi memang tak butuh visa karena telah memiliki paspor diplomatik, tetapi banyak cara untuk mencegahnya masuk ke negara menara Eiffel itu.
Sementara dikutip dari Thedailystar.com, Sarkozi menyatakan kepada Emir Qatar, Qardhawi tidak diterima masuk di wilayahnya. Diduga langkah Sarkozy tersebut lantaran tidak sesuai dengan cita-cita Republik Perancis. Agung Sasongko