Jumat 02 Mar 2012 15:10 WIB

Prof Mohammad Rasjidi: Sang Penjaga Akidah Umat (Bag 3)

Rep: Devi Anggraini Oktavika/ Red: Heri Ruslan
Mohammad Rasjidi
Foto: blogspot
Mohammad Rasjidi

REPUBLIKA.CO.ID, Lulus dari Sorbonne, tugas diplomasi telah menantinya. Ia diangkat pemerintah Indonesia menjadi dubes RI di Pakistan sampai terjadinya kegoncangan politik di Tanah Air sekitar 1958.

 Rasjidi lalu mendapat tawaran mengajar di McGill University di Montreal, Kanada.  Ia menjadi Associate Professor bidang Ilmu Agama Islam selama lima tahun, sebelum akhirnya menerima tawaran untuk mengelola sebuah masjid, perpustakaan, dan lembaga pendidikan di Washington DC.

Tidak ada kode iklan yang tersedia.

Dari Amerika Serikat, Rasjidi kembali ke Tanah Air dan memulai pengabdiannya di bidang akademis, tepatnya sebagai dosen Hukum Islam di Universitas Indonesia (UI). Tahun 1968, ia dikukuhkan sebagai guru besar Hukum Islam dan lembaga-lembaga Islam di universitas yang sama.

Ia  juga dikukuhkan menjadi guru besar Filsafat Barat di Fakultas Pascasarjana IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sejak 1965, ia diminta Raja Faisal dari Arab Saudi untuk terlibat aktif dalam organisasi Islam dunia, Rabitah al-Alam al-Islami (The Muslim World League, MWL). Ia menjadi kepala kantor MWL di Indonesia dan menjadi anggota Majlis Ta’sisi (Dewan Konstitusi) yang beranggotakan 80 orang dari berbagai negara.

Herry Mohammad dalam Tokoh-tokoh Islam yang Berpengaruh Abad 20 mengatakan, selama kiprah intelektualnya, Rasjidi tak pernah absen membela Islam, baik terhadap aktivis Kristen, tokoh-tokoh aliran kepercayaan, maupun tokoh-tokoh Islam sendiri. Ia, misalnya, selalu mengingatkan para misionaris Kristen agar mereka tidak melakukan ‘serangan’ dengan membawa sembako untuk ditukar dengan agamanya. Kristenisasi menjadi salah satu permasalahan yang menyita perhatian seriusnya kala itu.

Selain itu, Herry mengambarkan Rasjidi sebagai samudera ilmu yang tak pernah kering untuk memberikan siraman intelektualitas bagi umat. Ia menghasilkan puluhan karya tulis yang memberikan sumbangsih terhadap pemikiran Islam. Ayah tiga orang anak itu wafat di Jakarta, 30 Januari 2001, dalam usia 86 tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement