REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Keindahan dan kesederhanaan. Itulah tema Festival Fesyen Islam pertama yang digelar di Manila, Filipina, Rabu (29/2). Meski baru pertama terselenggara, festival ini menyimpan semangat besar guna memberi pemahaman segar tentang fesyen Islam kepada masyarakat Filipina.
Ketua panitia penyelengara, Raja Rezza Shah, menuturkan, penyelenggaraan festival merupakan jembatan antara Islam dengan dunia modern melalui medium fesyen. Jembatan itu memiliki peranan strategis utamanya dalam menggambarkan pandangan lain diluar wajah teror dan ketakutan.
"Pada akhirya, festival ini coba untuk mengarahkan pada usaha pemulihan citra umat Islam dari prasangka negatif," kata dia seperti dikutip dari gmanetwork.com, Rabu (29/2).
Menurut Raja, festival fesyen nyatanya berhasil dalam membantu masyarakat dunia untuk memahami dunia Islam dengan menggunakan bahasa visual. Secara perlahan, stereotif negatif mulai terkikis. Dunia pun mulai menerima Islam.
"Tujuan strategis penyelenggaraan Festival Fesyen Islam bukanlah dimaksudkan untuk berkhutbah atau mengubah tetapi untuk menyampaikan pesan sederhana bawa ada keindahan yang selama ini tertutupi," kata dia.
Untuk penyelenggaraan perdana, disainer Malaysia yakni Melinda Looi, Syaiful Baharim, Milo Migliavacca, dan Tom Abang Saufi mendominasi festival. Karya-karya desainer negeri Jiran lalu ditandingi dengan trio desainer Filipinan, JC Buendia, Veejay Floresca dan Jus Escario. Kedua negara ini, menampilkan desain segar.