REPUBLIKA.CO.ID, Lopez Casanova terlahir dan dibesarkan dalam sebuah keluarga Protestan yang sangat taat. Dalam keluarganya ada beberapa pastor, penginjil, pendeta, dan guru. Kedua orangtuanya menginginkan agar Lopez menjadi pemimpin Kristen. Karenanya, sejak kecil ia dimasukan pada sekolah Bibel.
Namun, Allah memberinya hidayah. Dalam perjalanan hidupnya Lopez akhirnya menemukan Islam. Ia pun memeluk agama Allah yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, sebagai agama terakhirnya. Perjalanannya menemukan Islam berawal dari Bibel yang dipelajarnya sejak kecil.
‘’Aku bersyukur dilahirkan dalam keluarga Protestan yang relijius yang memungkinkanku mempelajari Bibel. Jika tidak, aku mungkin tidak mampu memahami pesan Islam," ujarnya.
Lopez menjadi seorang Muslimah karena kepercayaan dan keyakinannya terhadap Tuhan. ‘’Itulah yang kemudian membuatku mengakui validitas Islam sebagai agama dari Tuhan." Lalu bagaimana perjalanan spiritualnya dalam menemukan Islam?
Lopez tumbuh dalam keluarga yang relijius. Keluarga dari pihak ibu Lopez adalah penganut Kristen Protestan yang taat. Mereka adalah orang-orang yang khusyuk dan senantiasa hidup dengan perasaan takut terhadap Tuhan. Sedangkan keluarga sang ayahnya adalah pemeluk Katolik Roma.
Maka jadilah Lopez sebagai seorang Kristen Protestan. Di sekolah menengah, Lopez bergaul dengan teman-teman Kristen dari sektor atau denominasi yang bermacam-macam. Ia juga berteman dengan mereka yang beragama Yahudi, juga seorang Saksi Yehuwa.
‘’Aku tak pernah menghakimi apa yang mereka yakini, dan akupun tidak memiliki ketertarikan terhadap kelompok agama manapun,’’ ujarnya.
Menurut dia, Kristen non-denominasi seperti dirinya selalu diajarkan bahwa "Jika kamu percaya Kristus, maka kamu adalah seorang umat Kristen, dan kita semua sama di mata Tuhan, apapun denominasi yang membedakan kita."
Meski ada banyak kepercayaan di sekitarnya, Lopez selalu diyakinkan bahwa hanya ada satu Tuhan. Menurut Lopez, perbedaan interpretasi dan perbedaan versi Bibel yang digunakan oleh umat Kristen membuat agama tersebut terbagi menjadi beberapa bagian.
Padahal, kata dia, menambah dan mengurangi naskah Bibel adalah dosa. Namun, selalu saja muncul sektor baru yang menciptakan versi Bibel yang baru. Untuk itu, ibunya selalu menekankan sejak ia masih kecil untuk menolak buku-buku agama, pamflet, maupun literatur Kristen dari orang lain.
"Bibel sudah cukup menjadi rujukan," katanya menirukan ucapan ibunya. Seiring perjalanan Lopez dihadapkan pada sebuah kegamangan akan agama yang dianutnya. ‘’Aku tidak mengetahui seberapa lama Bibel telah diubah dan dimodifikasi. Setiap golongan dalam Kristen selalu mengklaim bahwa golongan merekalah yang benar, sedang yang lainnya salah.”
Sebagai seorang Kristiani, Lopez mempercayai bahwa Kristen adalah kelanjutan dari Yudaisme. Sejatinya, ia tidak pernah mengenal Islam pada waktu itu. Ia pertama kali mendengar nama “Allah” dari pengajarnya di sekolah Bibel. "Orang Cina berdoa pada Buddha, dan orang Arab berdoa pada Allah." Saat itu, ia menyimpulkan bahwa Allah adalah nama sebuah berhala.