Senin 13 Feb 2012 19:20 WIB

Masjid Sitt Hadaq: Warisan Dinasti Mamluk

Masjid Sitt Hadaq
Foto: masjidannuur.com
Masjid Sitt Hadaq

REPUBLIKA.CO.ID,  Terselip di antara bangungan modern di distrik Darb al-Gamamiz, Kairo, Mesir, berdiri sebuah masjid bersejarah bernama Masjid Sitt Hadaq. Inilah salah satu peninggalan arsitektur Dinasti Mamluk yang sungguh menakjubkan. Masjid  yang  dibangun sekitar tahun 1339 – 1340 M oleh Sitt Hadaq, atau Sit Miska itu, hingga kini masih kokoh berdiri.

 

Sitt Hadaq adalah seorang budak wanita yang bekerja di bawah Sultan Nasir Muhammad ibnu Qalawun. Sultan memberinya amanah untuk mengawasi seluruh istri-istrinya. Segala bentuk urusan rumah tangga berada di bawah kendali Sitt Hadaq. Ia juga  juga bertanggung jawab atas pendidikan dan latihan anak-anak Sultan.

Selain itu,  dia juga menjadi penasihat kerajaan untuk urusan perayaan-perayaan besar di Istana. Berdasarkan  penelusuran literatur sejarah, karena tugas dan pengabdiannya itu, Sitt Hadaq mendapatkan kekayaan dan posisi secara sosial. Dengan apa yang dia punya itu, wanita itu dikenal sangat gemar bersedekah.

 

Calorine Williams melalui esainya tentang Masjid Sitt Hadaq,  menyebutkan bahwa bangunan itu merupakan satu-satunya masjid yang dibangun oleh seorang wanita dan masih bertahan hingga kini. Namun, seperti halnya bangunan bersejarah di Kairo lainnya, masjid ini juga mendapatkan tekanan dari perkembangan bangunan dan masyarakat di sekitarnya.

Dari sisi alam, pada tahun 1990 dan terjadi lagi pada tahun 1993, masjid itu sempat ditutup karena mengalami kerusakan akibat kenaikan permukaan air di sekitarnya. Bahkan dari kejadian itu, ornamen yang memenuhi dekorasi mihrabnya hampir saja hilang karena rusak. Saat ini dekorasi itu sudah benar-benar hilang dan hanya menyisakan bagian paling atas dari mihrab.

 

Jika ditelisik secara detail, pada bagian pintunya  tampak guratan tulisan yang pada intinya menjelaskan bahwa Sitt Hadaq atau Sitt Miska mendanai pembangun masjid itu,  setelah dia melakukan ibadah haji dan mengunjungi makam Nabi Muhammad SAW. Masjid itu merupakan wujud terima kasih dan pengabdiaannya kepada Allah SWT.

 

Periode ketiga kekuasaan Sultan Nasir Muhammad (1310 sampai 1341), adalah masa-masa paling damai dan sejahtera dari sejarah kekuasaan Kesultanan Mamluk di Mesir. Pada masa itu, pasukan Kristen dan Mongol dan diatasi. Sehingga tingkat keamanan pada periode itu sangat tinggi. Hal inilah yang kemudian mendorong orang-orang untuk melakukan ibadah haji.

Sultan Nasir pun tercatat menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci melakukannya sebanyak tiga kali, pada tahun 1313, 1320, dan 1332. Padahal pada era sebelumnya, Sultan di Mesir belum tentu berani berhaji, apalagi melakukannya berulang kali.

 

Berdasarkan tulisan yang ada di masjid, Sitt Hadaq melakukan ibadah haji, ketika salah satu istri Sultan Nasir juga berhaji. Posisinya sebagai kepala pelayan memungkinkannya untuk ikut dengan sang putri untuk ke Makkah.

                                                                                ***

 

Dari luar, dekorasi yang menyelimuti masjid itu terlihat sederhana dan sangat tipikal dengan dekorasi zaman Dinasti Mamluk pada umumnya. Masjid itu memiliki dua sisi bagian depan, yaitu yang menghadap bagian Barat Daya dan Barat Laut.

Kedua sisi itu tidak memiliki panjang yang sama, namun memiliki elemen vertikal dan horizontal yang sama. Di kedua muka masjid itu juga dituliskan prasasti memanjang dalam bahasa Mamluk. Prasasti itu dimulai dari sudut paling Timur memanjang ke sudut paling Barat.

 

Secara vertika,l tembok di sisi Barat Daya maupun Barat Laut sama-sama memiliki bay (jarak diantara dua pilar. Dalam konstruksi masjid ini, pilar tersebut menempel dengan tembok). Pada bagian Barat Daya terdapat enam bay, dan di Barat Laut terdapat satu bay.

Setiap bay itu mengandung dua elemen utama. Pertama yang berada di atas prasasti, yaitu panel-panel membentuk semacam stalaktit, dan elemen kedua yang berada di bawah prasasti adalah jendela-jendela. Di bagian dalam masjid terdapat halaman yang dikelilingi oleh tembok dengan tiga lengkungan. Bagian atas lengkungan dapat terlihat tiga baris ceruk yang berbentuk mirip stalaktit.

 

Sayangnya, desain asli pada bagian mihrab Masjid Sitt Hadaq sudah rusak dan hilang. Hanya bagian atas dari mihrab saja yang masih tersisa. Dekorasi  bagian yang menunjukan ciri original dari desain mihrab itu terdiri dari empat bagian. Pertama, bingkai terluar yang berbentuk bujur sangkar berwarna merah dan hitam saling tersusun dengan bagian yang berwarna putih.

Kedua adalah gerbang yang terletak di antara gerbang terluar dengan dua bagian melengkung yang lain. Gerbang tersebut dipenuhi dengan warna-warna geometris berbentuk bintang bersudut 12 berwarna merah dan bintang bertangan empat berwarna turquoise.

Ketiga adalah dua bagian melengkung yang membentuk cekungan. Dekorasi warna yang digunakan adalah hitam dan putih yang berselang seling. Keempat adalah adalah bagian terdalam dari mihrab. Bagian inilah yang paling banyak mengalami kerusakan. Dahulu bagian ini dihiasi dengan mozaik kaca berwarna hijau, hitam, dan merah.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement