REPUBLIKA.CO.ID, VARANASI - Memegang Alquran dan Bhagavad Gita, salah satu kitab suci milik umat Hindu, Mukhtar Ahmad sedang mengajar di "kelas harmoni komunal". Lelaki 58 tahun ini merupakan salah satu pengajar di Madrasah Bahrul Ulum, di distrik Uttar Pradesh Varanasi, India. Ahmad melakukan ini agar siswa-siswanya bisa menarik kesamaan antara Islam dan Hindu.
Di Madrasah itu, Ahmad dan beberapa guru muslim lainnya menanamkan pelajaran nilai-nilai moral pada siswa mereka. "Tujuan utama kami memberikan ajaran Hindu bersama dengan Alquran adalah untuk melakukan studi perbandingan dua kitab suci. Kami ingin memancing siswa-siswa untuk menarik kesamaan antara Islam dan Hindu," kata Ahmad.
Ia mengatakan, dengan memberikan kesamaan antara dua agama, siswa akan mampu untuk mengkorelasikan ajaran Alquran, Bhagavad Gita dan teks Hindu kuno. "Nantinya akan memungkinkan mereka untuk menghormati dua agama dengan cara yang sama," tambahnya.
Mempelajari Kitab Suci Hindu telah diperkenalkan satu tahun lalu dalam silabus di madrasah ini. Kisah mula masuknya pelajaran ini di kurikulum berawal dari keinginan manajemen sekolah yang tak hanya ingin mengingkatkan nilai-nilai akademik saja. Madrasah harus bisa menanamkan nilai-nilai moral. Salah seorang guru mengusulkan untuk memperkenalkan beberapa studi perbandingan dari Bhagavad Gita dengan Quran yang sudah diajarkan kepada siswa. "Tujuannya adalah untuk membuat siswa menyerap ajaran buku-buku agama," tambahnya.
Saat ini, tidak hanya Bhagavad Gita, Weda, Sama, Yajur dan Atharva diajarkan untuk para siswa bersama dengan mata pelajaran seperti Hindi, Inggris dan Ilmu Komputer.
Madrasah ini didominasi oleh orang islam. Tak satupun anak Hindu bersekolah di sini. Dengan dimasukkannya kurikulum Hindu di Bahrul Ulum, pihak madrasah yakin tahun depan mereka akan mendapatkan siswa beragama Hindu.