REPUBLIKA.CO.ID,MAKKAH – Meski suasana kota Makkah dan Madinah sudah banyak berkurang karena sebagian besar jamaah haji sudah mulai pulang ke tanah airnya masing-masing, namun para jamaah haji yang masih berada di kota itu diimbau tidak lengah. Mereka diharapkan tetap memasang sikap waspada karena masih banyak ditemuinya berbagai tindak kejahatan, seperti pencurian barang.
‘’Dua hari lalu masih ada jamaah yang melaporkan kehilangan uang. Bahkan, jumlahnya cukup besar, sampai senilai Rp 30 juta rupiah. Korbannya adalah petugas yang berasal dari salah satu wartawan televisi yang meliput haji,’’ kata Ahmad Bastomi Khoiri, Kepala Seksi Pengamana Daker Makkah, Selasa (15/11).
Menurut dia, kasus kejahatan pencurian uang memang banyak terjadi, baik di Masjidil Haram maupun ketika jamaah melakukan berada di Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Motifnya pun masih macam-macam. Ada yang pura pura meminta sumbangan atau ada juga yang terang-terangan mencopet uang, ada juga yang sampai membongar kamar jamaah ketika ditinggal pergi.
’’Sebagian sudah mendapat ganti rugi dari pemilik maktab bagi yang kehilangan uang dipondokannya. Yang lainnya masih diproses. Total uang jamaah yang dilaporkan semenjak kedatangan jamaah hingga kini mencapai Rp 140 juta,’’ ujar Bastomi.
Seorang petugas kebersihan Masjidil Haram menangkap seorang kakek dari Mesir yang mencopet dompet jamaah jamaah asal Kalimantan Selatan. Keduanya kemudian diserahkan kepada pihak keamanan Arab Saudi.
Tak hanya waspada terhadap tindak kejahatan, para jamaah haji Indonesia yang masih tinggal di Makkah dan Madinah juga hendaknya ‘tidak tergiur’ untuk melakukan tindakan sembrono atau bahkan kejahatan. Sebab, risikonya sangat riskan bila tindakan itu sampai ketahuan.
Mereka jelas akan terkena pidana dan bisa mendapat ganjaran hukuman tahanan.’’Selain ditahan selama menunggu masa pengadilan, akhirnya bila terbukti mengambil dompet orang lain, maka akan bisa dihukum dera hingga 70 kali pukulan. Jadi jangan isenglah,’’ katanya.
Tindakan ‘iseng’ jamaah ini pada musim haji kali ini pun sebenarnya sudah memakan korban. Sehari sebelum melakukan wukuf di Arafah, seorang jamaah asal Bengkulu kini harus berurusan dengan aparat polisi dan pengadilan di Saudi Arabia karena ditangkap polisi Arab Saudi ketika hendak ‘menyelematkan’ dompet jamaah yang terjatuh dari saku saat melakukan tawaf di sekitar Ka’bah.
Maksud jamaah itu memang akan menyelamatkan dompet. Tapi ini menjadi lain ketika tertangkap petugas keamanan Masjdil Haram. Dia tetap dituduh mencuri barang milik orang lain. Dia ditahan dan kemudian diadili. Tapi untungnya di pengadilan dia bisa membela diri bahwa dia tidak hendak mencuri, namun ingin menyelamatkan dompet.
‘’Di depan hakim mahkamah dia meminta bukti rekaman CCTV. Karena tak ada maka hakim melepaskan. Tapi dia kan sempat terlanjur beberapa hari untuk menjakani proses itu,’’ kata seorang petugas keamanan jamaah Indonesia lainnya.
Tak beda dengan Makkah, suasana Madinah juga serupa. Para jamaah Indonesia yang kini tinggal di sana juga diminta tetap waspada. Seusai shalat Dzuhur, Senin (14/11), Siti Maimunah (65 tahun) menangis tersedu-sedu di depan took kurma yang berada di dekat pintu keluar Masjid Nabawi. Tas hijau kehitam-hitaman yang dipegangnya ditendang sejadi-jadinya. Usut punya usut, ternyata dompet nenek ini hilang digondol pencopet perempuan bercadar hitam.
Pencopet yang disinyalir bukan dari mukimin Indonesia itu menggondol dompet Siti Maemunah yang berisi uang tunai sebesar 1.500 riyal, uang tunai sebesar Rp 200.000 dalam pecahan Rp 10.000, serta sebuah cincin emas senilai 450 riyal.