REPUBLIKA.CO.ID,MAKKAH--Keadaan Masjidil Haram yang kini sudah padat hendaknya bisa diantisipasi jamaah dengan baik. Hal ini misalnya tidak melakukan tawaf secara sendirian. Paling tidak tawaf harus dilakukan bersama sejumkah orang atau bersama rombongan.
‘’Pelataran wakaf sudah sangat padat. Lakukanlah tawaf secara beramai-ramai jangan sendirian. Sebab, kalau sampai jatuh sangat berbahaya. Dengan tawaf berombongan maka aksi saling dorong bisa gampang diredam,’’ kata Tawakal, jamaah asal Makasar, Kamis (20/10).
Menurut Tawakal, selain tidak melakukan tawaf sendirian, para jamaah juga diharapkan cermat di dalam mengatur waktu ketika hendak melakukan tawaf. Plihkah waktu yang sedikit longgar, misalnya waktu lepas tengah malam hingga menjelang subuh.
‘’Kalau waktu tengah hari, meskipun sedikit pelataran Ka’bah sedikit longgar, hendaknya dihindari karena udara saat itu di sana sangat panas. Ini sangat penting diperhatikan oleh para jamaah yang berusia lanjut. Jangan sampai mereka malah sakit seusai tawaf, padahal ibadahpokok hajinya belum dilaksanakan,’’ katanya.
Dalam beberapa hari terakhir ini, suasana Masjidil Haram memang sudah sangat padat. Lintasan tawaf selalu penuh. Bila dilihat dari lantai atas masjid, situasinya sudah mirip dengan cendol. Ribuan jamaah berputar mengelilingi Ka’bah.
Padatnya pelataran jamaah menjadi berbahaya bila mereka yang tawaf satu sama lain saling senggol dan dorong untuk meminta jalan. Pada situasi ini bisanya terjadi saling benturan badan. Mereka yang berbadan kuat akan menghempaskan tubuh jamaah yang lebih lemah,
‘’Ketika wakaf banyak orang-orang Afrika yang tak sabaran. Mereka dorong kami begitu saja. Bahkan kalau perku mereka sampai mengangkat tubuh jamaah lainnya ketika meminta jalan. Situasi ini jelas berbahaya, terutama bagi para jamaah berusia lanjut dan jamaah lain yang ringkih badannya,’’ kata Suherman, jamaah asal Semarang, Jawa Tengah.