Jumat 07 Oct 2011 15:11 WIB

Jamaah Menolak Penggusuran Masjid

Rep: S Bowo Pribadi/ Red: Djibril Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Gara-gara masjid 'digusur' secara sepihak oleh manajemen pengelola gedung, jamaah gelar aksi penolakan. Aksi ini diwujudkan dalam penggalangan tanda tangan dukungan dan orasi damai untuk mempertahankan masjid.

Aksi ini, dilakukan di masjid Landmark, kompleks Gedung The Landmark Center, Jalan Sudirman, Jumat (7/10). Ratusan tandatangan dukungan dibubuhkan di atas sejumlah kain putih oleh jamaah shalat Jumat di masjid ini.

Menurut Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Keluarga Muslim Landmark, M Isya Syahroni, aksi dukungan ini merupakan bentuk kesepakatan jamaah untuk mempertahankan fasilitas sarana ibadah di pusat perkantoran ini.

Para jamaah, jelasnya, merasa tidak rela jika masjid yang dibangun pada 1993 dan berada di basement tunnel Gedung The Landmark Center ini digusur dan dipindahkan untuk perluasan lahan parkir. Karena solusi yang diberikan manajemen pengelola dianggap tidak menghormati etika beribadah.

"Bagaimana mereka bisa dianggap menghormati, kalau tempat imam --walaupun menghadap kiblat-- juga tepat menghadap toilet," ujarnya.

Lokasi baru yang saat ini sudah mulai dikerjakan, jelas Isya, juga terlalu sempit untuk bisa menampung sedikitnya 500- 800 jamaah karyawan berbagai perkantoran di gedung ini. Artinya lokasi baru di basement ini lebih sempit.

"Artinya lokasi baru ini akan kekuarangan tempat untuk menampung ratusan jamaah yang rutin melaksanakan shalat dzuhur dan Ashar di masjid Landmark ini," tambahnya.

Pihak pengurus DKM masjid Landmark, sudah beberapa kali melakukan negosiasi dengan pihak manajemen yang diwakili Ronald Onggo selaku pimpinan manajemen di gedung perkantoran ini. Namun pihak pengelola tak pernah mendengar aspirasi pengurus.

Misalnya, jelas Isya, pengurus pernah menawarkan untuk mengganti lokasi baru di tempat lain yang representatif. Namun hal ini sama sekali tidak pernah dipertimbangkan.

Yang terjadi, pihak manajemen justru langsung membongkar dinding masjid ini. Bahkan, pembongkaran dinding masjid sudah dilakukan, 30 September lalu.

"Pembongkaran ini dilakukan saat hari libur perkantoran dan pengurus DKM tidak berada di tempat. Inilah yang menjadi alasan jamaah untuk mempertahankan masjid," tambah Isya.

Pengurus DKM Masjid Landmark, Nanang Agus Salim menambahkan, alasan untuk menambah lahan parkir dengan menggusur masjid ini tidak tepat. Karena di basement gedung ini masih banyak tempat kosong yang bisa dimanfaatkan.

Apalagi, tingkat okupansi gedung perkantoran ini juga masih sedikit. Karena itu jamaah memprotes tindakan manajemen yang secara sepihak telah memutuskan membongkar masjid.

"Kami akan terus mempertahankan masjid ini dari penggusuran. Yakni melalui gerakan-gerakan moral sampai pihak manajemen merubah kebijakannya," kata Nanang kepada Republika.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement