REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Agama Suryadharma Ali optimistis permintaan tambahan kuota haji Indonesia sebanyak 27 ribu orang akan dikabulkan Pemerintah Arab Saudi. Tambahan kuota itu diharapkan dapat diberikan sebelum pelaksanaan haji 2011.
Dengan demikian akan memudahkan distribusi mengingat daftar tunggu masih panjang, kata Menag usai menerima Duta Besar Kerajaan Arab Saudi Abdurahman Al-Hayat yang didampingi stafnya Abdul Aziz di Jakarta, Senin.
Pada pertemuan itu Suryadharma Ali didampingi Sekjen Kemenag Bahrul Hayat dan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh (PHU) Slamet Riyanto. Kepada pers, Menag mengatakan, kuota dasar Indonesia adalah 211 ribu orang. Jika tambahan 27 ribu dikabulkan, akan mengurangi daftar tunggu yang setiap tahun terus bertambah.
Ia berharap tambahan tersebut dapat diberikan jauh hari sehingga pengaturannya akan lebih mudah. Selain itu, jika tambahan kuota tersebut disampaikan lebih awal, pihak Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi dapat secepatnya mempersiapkan penambahan jumlah pemondokan di Mekkah dan Madinah, termasuk tenda di Mina.
Tambahan kota haji tersebut juga akan disalurkan untuk haji reguler dan haji khusus.
Namun Menag tidak menjelaskan komposisi perimbangan besar kecilnya haji reguler dan khusus.
Yang jelas, menurut dia, Dubes Arab Saudi memberi apresiasi terhadap haji Indonesia yang berlaku tertib dan berdisiplin.
Menag menjelaskan pula tentang rencana pesawat haji dapat membantu pemulangan tenaga kerja Indonesia (TKI) yang over stay di Arab Saudi. Permintaan ini dinilai tepat sebagai solusi atas masalah TKI di Arab Saudi.
Untuk itu, Dubes Arab Saudi meminta pemerintah Indonesia mengirim surat kepada pemerintah Arab Saudi agar permohonan ini dapat segera direalisasikan.
Beberapa hal yang dibicarakan dalam pertemuan itu, menurut Suryadharma Ali, mencakup pelayanan di bandara yang perlu diperbaiki. Pada musim haji 2010, jamaah haji Indonesia hanya mendapat satu pintu di bandara. "Kami minta ditambah," kata Suryadharma Ali.
Dubes Arab Saudi dalam keterangan terpisah mengatakan, pihaknya akan memberi pelayanan optimal kepada jamaah haji Indonesia.
Ia berharap koordinasi dengan pemerintah Indonesia dapat ditingkatkan, utamanya dalam pengurusan visa.
Duta Besar Kerajaan Arab Saudi Abdurahman Al-Hayat juga memuji kedisiplinan jamaah haji. Untuk itu pada penyelenggaraan haji mendatang pihaknya berharap hal seperti itu dapat dipertahankan.
Di luar haji, menurut Menteri Agama, jumlah jamaah umroh pada 2011 hingga kini tercatat 250 ribu orang. "Ini pertanda ekonomi Indonesia makin baik," katanya.
Terkait dengan ongkos haji atau Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH), Menag mengatakan, hingga kini belum dapat diputuskan karena belum selesainya proses penetapan maskapai penerbangan untuk mengangkut jamaah haji. Ada tiga maskapai yang sudah mengajukan diri yaitu Garuda, Saudi Arabia, dan Batavia.
Selain itu, pembahasan dengan Komisi VIII DPR RI juga belum selesai. Ia berharap pekan depan besaran ongkos haji sudah dapat ditetapkan.