Kamis 30 Jun 2011 17:08 WIB

Khouw: Shalat Kembalikan Jati Diri Muslim

Muslim Australia saat shalat di Masjid Lakemba, Sydney, Australia
Foto: ABC
Muslim Australia saat shalat di Masjid Lakemba, Sydney, Australia

REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -  Perintah shalat lima waktu yang diterima Rasulullah Muhammad SAW dari Allah SWT, saat melakukan perjalanan isra mi'raj pada 16-12 bulan sebelum hijrah ke Yatsrib (Madinah), bertujuan mengembalikan jati diri islami kaum Muslim.

"Maksudnya, dengan melaksanakan shalat kita memahami maksud dari perintah itu (shalat-red) dan istikamah," kata ustad Irvan Khouw dalam ceramahnya pada peringatan Isra Mi'raj 29 Juni 2011/28 Rajab 1423 Hijriah di Mesjid Baiturrahman, Ambon.

Dalam kegiatan yang bertema "Melalui Momentum Isra Mi'raj Nabi Besar Muhammad SAW 1432 H Kita Bina Tali Silaturahmi dan Membangun Jati Diri Menjadi Pribadi yang Islami" itu, Khouw menyatakan seseorang tidak akan mungkin menjadi pribadi yang islami jika tidak mendirikan shalat.

"Itu sebabnya Allah meminta Rasulullah menyerukan shalat lima waktu agar kaum muslim yang pada masa itu sedang menghadapi berbagai tekanan dari kaum Quraisy tidak merosot keimanannya," katanya.

Dalam kesempatan itu, ia mengajak warga Batumerah untuk membangun desa Batumerah menjadi kampung percontohan perilaku-perilaku yang islami, antara lain dengan memerangi kemaksiatan atau menyatakan benci terhadap hal maksiat yang telah berlangsung puluhan tahun di sekitar daerah itu.

"Seseorang yang mengerjakan shalat akan menjaga dirinya agar tidak berbuat mungkar. Seseorang yang memiliki pribadi islami tidak akan memikirkan kebaikannya sendiri, tapi juga kemaslahatan orang banyak," katanya.

Ia berharap tema peringatan Isra Mi'raj malam dapat diresapi dan dijalankan sehingga kelak terbentuk generasi penerus yang berperilaku baik dan bermanfaat bagi masyarakat banyak.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement