Kamis 23 Jun 2011 11:14 WIB

Sejarah Para Khalifah: Sultan Utsman II, Korban Konspirasi Inkisyariyah

Red: cr01
Ilustrasi
Foto: dato-turkiye.blogspot.com
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Utsman II adalah Sultan Turki Utsmani sejak 1618 hingga kematiannya pada 20 Mei 1622. Ia adalah putra Sultan Ahmad I dan permaisurinya Sultan Mahfiruze yang berdarah Yunani.

Di usia muda, ibunya sangat peduli pada pendidikannya. Hasilnya, Utsman II menjadi penyair terkenal dan menguasai banyak bahasa termasuk Arab, Persia, Yunani, Latin dan Italia.

Ia naik tahta pada usia 14 tahun karena kudeta terhadap pamannya, Mustafa I. Walaupun muda, Utsman segera mencoba menampakkan diri sebagai penguasa.

Utsman II adalah sultan yang amat progresif, namun minimnya para profesional dan berkemauan keras menyebabkan reformasi yang dilaksanakannya menjadi penyebab kejatuhannya. Sebagai pengausa ia cerdik dan energik. Tak seperti kebanyakan pendahulunya, ia tampil lebih baik. Kekurangan terburuknya sebagai politikus kemungkianan karena banyak mencoba terlalu dini. Dia memegang tampuk kekuasaan setelah pamannya diturunkan dari tahta.

Ustman II mendeklarasikan jihad ke Polsksa, karena campur tangan mereka dalam persoalan pemerintahan Baghdad. Kemudian dicapai kesepakatan antara kedua belah pihak pada 1029 H/1620 M.

Kesepakatan tersebut lebih didasarkan permintaan Polska dan permintaan pasukan Inkisyariyah (pasukan elit Utsman) yang hanyut dalam sikap berleha-leha dan malas. Tak ayal, sikap pausukan khusus ini membuat khalifah marah.

Maka sultan pun bertekad untuk melepaskan diri dari kelompok ini, agar dia bisa melaksanakan rencana yang beresiko tinggi tersebut. Dia memerintahkan untuk membentuk pasukan baru di wilayah-wilayah Asia.

Pasukan Inkisyariyah dapat menangkap kemauan Sultan Utsman II. Mereka berontak dan membangkang, dan sepakat memecat sultan dari jabatannya. Utsman II pun dipecat pada 9 Rajab 1031 H/20 Mei 1622 M. Mereka kembali mendudukkan Sultan Mustafa I dan membunuh Sultan Utsman II.

Sultan Mustafa I kembali naik ke kursi kesultanan setelah terjadinya huru-hara pemberontakan kelompok Inkisyariyah. Roda pemerintahan saat itu berada di tangan kelompok pasukan elit Turki. Merekalah yang sebenarnya mengangkat para menteri dan mereka pula yang memecat mereka sesuai kehendak.

sumber : Sejarah Para Khalifah karya Hepi Andi Bastoni
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement