Senin 18 Jul 2011 10:34 WIB

Sejarah Para Khalifah: Muhammad Risyad, Menuju Keruntuhan Daulah

Red: cr01
Ilustrasi
Foto: familypedia.wikia.com
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Sultan Muhammad Risyad adalah Khalifah Turki Utsmani yang memerintah antara 1909-1918. Ia naik tahta menggantikan saudaranya, Abdul Hamid II yang lengser dalam usia 65 tahun.

Ia belajar dua wawasan, Timur dan Barat. Ia menjadi sultan pertama yang memerintah di bawah Perjanjian Al-Masyruthiyah, yakni menentukan persyaratan pada penguasa tentang batas waktu kekuasaannya dan membiarkan jalannya pemerintahan berada pada Komite Persatuan dan Kemajuan.

Skenario global yang berusaha mengakhiri Pemerintahan Utsmani hingga ke akar-akarnya menuntut untuk dilahirkannya seorang pahlawan boneka yang dapat dijadikan partner oleh pasukan sekutu dan menggantungkan harapan umat Islam yang kini dilanda putus asa. Proyek pembuatan boneka ini jauh lebih baik dari seratus proyek lain untuk mencabik-cabik Turki dan penghancuran Islam.

Pembuatan pahlawan boneka ini berhasil dilakukan oleh para intelijen Inggris dengan kesuksesan luar biasa. Maka muncullah Mustafa Kemal Ataturk sebagai seseorang yang menyerupai penyelamat pemerintah, baik dari pasukan sekutu dan Yunani yang sedang menguasai Izmir yang dibantu oleh Inggris pada 1338 H.

Mereka memasuki wilayah itu dengan membawa dendam Perang Salib di Anatolia. Mustafa Kemal mendengungkan spirit jihad di Turki dan mengangkat Al-Qur'an dan berhasil mengusir orang-orang Yunani serta membuat orang-orang Inggris menarik diri tanpa terjadi bentrokan senjata apa pun.

Bahkan tanpa mengalami banyak kesulitan, ia berhasil menguasai beberapa tempat strategis. Ataturk pun mulai muncul ke permukaan secara pelan-pelan. Sementara itu, dunia Islam menyambutnya dengan penuh antusias dan memberinya gelar "ghazi" (panglima perang gagah tanpa tanding). Para penyair memujinya dan para khatib menyambutnya dengah hangat.

Ahmad Syauqi, misalnya, dalam sebait syairnya, menyajarkan Mustafa Kemal Ataturk dengan Khalid bin Walid, panglima besar Islam yang terkenal itu. "Allahu Akbar, betapa banyak penaklukan yang demikian mengagumkan Wahai Khalid Turki.

Perbaharuilah kepahlawanan Khalid Arab!" ujarnya.

Syauqi juga menyamakan Ataturk dengan Shalahuddin Al-Ayyubi. Ia berkata, "Kau tempuh perjalanan para budiman di sebuah zaman, di mana perang tak lagi sesuai hukum dan kesopanan."

Musuh Islam sedemikian canggih sehingga dapat membalikkan fakta sedemikian rupa. Belakangan, penyair Syauqi baru menyadari kekeliruannya, dan kembali melagukan syair 'ratapannya'.

sumber : Sejarah Para Khalifah karya Hepi Andi Bastoni
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement