Ahad 17 Feb 2019 09:48 WIB

Rumah Zakat Dampingi Produsen Gula Kelapa Kristal Banjarnega

Meski mengalami pasang surut, para anggota maupun pengelola tetap berharan.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Budi Raharjo
Sejumlah Relawan Inspirasi Rumah Zakat saat mengunjungi rumah  produksi gula kelapa kristal di Desa Gumelem Kulon, Kecamatan Susukan,  Kabupaten Banjarnegara.
Foto: dok. Rumah Zakat
Sejumlah Relawan Inspirasi Rumah Zakat saat mengunjungi rumah produksi gula kelapa kristal di Desa Gumelem Kulon, Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara.

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARNEGARA -- Relawan Inspirasi Rumah Zakat (RZ) mengunjungi rumah produksi gula kelapa kristal di Desa Gumelem Kulon, Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara. Kunjungan dalam rangka pendampingan.

Rumah produksi milik kelompok tani Maju Lestari tersebut hingga hari ini tetap berproduksi. Padahal, barang-barang dari para anggota jumlahnya terbilang sudah menurun drastis.

Hujan yang turun terus-menerus menjadi penyebab kualitas nira sebagai bahan pembuatan gula berkualitas rendah. Kandungan airnya menjadi lebih tinggi dibanding musim kemarau.

Kondisi itu turut mengakibatkan produksi gula menurun. Pada hari normal, rumah produksi mampu mengolah gula petani sampai 300 kilogram per hari. Namun, kini satu pekan cuma bisa mengolah 200-300 kilogram per hari.

Meski mengalami pasang surut, para anggota maupun pengelola tetap berharan. Terlebih, manfaat kelompok gula kelapa kristal itu turut berperan membuat stabil harga gula di pasar lokal.

Ketika para petani produsen gula kelapa kembali ke bentuk semula yaitu gula cetak. Dari sana, dipastikan harga gula akan kembali turun karena barang akan berlebih.

Aris Pambudi dari Rumah Zakat menuturkan, produksi gula kristal ini sangat membantu mengurangi peredaran gula cetak di pasar lokal. Sebab, pada umumnya, gula kristal ini pasarnya ke luar negeri.

Ia menilai, kelompok tani Maju Lestari yang sudah didampingi Rumah Zakat ini selama satu tahun terakhir justru mencoba pasaran lokal. Aris memperkirakan, ini berlaku terbalik kepada produk-produk pertanian lain.

"Yang mengembangkan pasar lokal, baru kemudian pasar internasional," kata Aris melalui rilis yang diterima Republika, Jumat (15/2).

Salah satu pengelola kelompok tani Maju Lestari, Waryo menuturkan, kelompoknya memiliki 44 anggota. Bahkan, 20 di antaranya merupakan penerima manfaat dari program Rumah Zakat.

Untuk itu, ia mengaku akan terus berusaha menjaga eksistensi, memberikan edukasi dan contoh bagi petani lain. Utamanya, kepada mereka yang belum bergabung dalam kelompok.

"Program pinjaman tanpa bunga, santunan dan pemberian alat untuk membantu produksi bagi para anggota terus dilaksanakan," ujar Waryo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement