Kamis 09 Aug 2018 06:43 WIB

BMH Luncurkan Program Qurban Untuk Korban

Korban gempa Lombok prioritas utama distribusi qurban BMH tahun ini.

Penyerahan bantuan untuk korban gempa bumi Lombok dari KONI NTB dan PT  Bumi Resources kepada BMH, di Mataram, Selasa (7/8).
Foto: Dok BMH
Penyerahan bantuan untuk korban gempa bumi Lombok dari KONI NTB dan PT Bumi Resources kepada BMH, di Mataram, Selasa (7/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Masa tanggap darurat sebagaimana ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)  memang telah berakhir pada 2 Agustus 2018. Namun harus diperpanjang seiring dengan gempa besar kedua dengan kekuatan 7,0 SR yang mengakibatkan kerusakan lebih luas dan merata.

Laznas Baitul Maal Hidayatullah (BMH)  telah berada di lokasi sejak 30 Juli 201, menyusul gempa pertama yang menimpa NTB pada 29 Juli 2018. “BMH  terus melakukan upaya memberikan bantuan, evakuasi hingga layanan medis bersama IMS hingga 8 Agustus 2018,” kata Ketua Umum Laznas BMH Pusat, Marwan Mujahidin dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Rabu (8/8).

Ia menambahkan, meningat tidak lama lagi, kaum Muslimin akan merayakan Hari Raya Idul Adha di mana ibadah qurban dijalankan, Laznas BMH menetapkan masyarakat korban gempa bumi Lombok menjadi salah satu prioritas titik pendistribusian qurban 1439 H.

“Kami mengajak kaum Muslimin untuk siap memberikan qurbannya kepada saudara kita yang menjadi korban musibah gempa bumi. Melalui program Qurban untuk Korban, kita dapat meringankan derita mereka yang mengalami bencana,” tuturnya.

Ia menambahkan, sebelum terjadi musibah gempa bumi, NTB memang telah menjadi salah satu daerah pendistribusian BMH Pusat.  “Akan tetapi, memperhatikan kondisi masyarakat di mana Posko BMH hadir di tengah-tengah masyarakat, ditetapkanlah desa terdampak gempa bumi NTB menjadi titik prioritas penyaluran Qurban Masuk Desa BMH pada tahun ini," imbuh Marwan.

Di antara titik prioritas tersebut adalah Desa Madain di Lombok Timur dan Desa Lolohan di Lombok Utara.  "Kedua desa ini menjadi prioritas utama karena memang sejak awal BMH telah sinergi bersama warga setempat melalukan beragam hal. Termasuk penyediaan air bersih, pembersihan masjid untuk shalat Jumat dan beragam program pemulihan lainnya," imbuh Marwan.

Ia mengemukakan, dengan dipilihnya warga korban gempa sebagai titik prioritas pendistribusian qurban, diharapkan beragam upaya pemulihan  masyarakat bisa berjalan dengan lebih baik dan lebih cepat.

Selain masyarakat korban gempa bumi, BMH Pusat juga akan menyalurkan qurban untuk suku pedalaman Pulau Seram di Kobisonta.

"Alhamdulillah, tidak jauh dari Kobisonta telah ada dai tangguh BMH yang selama ini aktif bersama masyarakat membina pesantren. Jadi, ke suku pedalaman Pulau Seram ini juga prioritas distribusi qurban BMH," jelas Marwan.

Adapun secara nasional, BMH yang memang memiliki program utama di wilayah pedalaman, perbatasan dan kepulauan akan mengalokasikan qurban para mudhohhi di wilayah-wilayah tersebut.

"Kenapa pedalaman, perbatasan dan kepulauan, tidak lain kita ingin menjadikan qurban ini sebagai syiar kebahagiaan yang menyapa seluruh rakyat Indonesia, terutama mereka yang tak mudah di jangkau seperti di pedalaman," tutur Marwan.

Qurban untuk Korban Gempa Bumi menyediakan harga khusus. Harga  sapi Rp 15 juta/ekor,  sedangkan harga  kambing Rp 2,5 juta.  Harga tersebut sudah termasuk operasional.

“Harga ini dengan sangat berat hati ditetapkan memperhatikan jangkauan yang tidak dekat, biaya operasional yang meningkat karena Lombok pada umumnya masih dalam kondisi belum pulih seutuhnya,” jelas Marwan.

“Melalui Qurban untuk Korban mari terus membantu masyarakat korban gempa bumi di Lombok yang keadaannya benar-benar butuh kepedulian dan dukungan kita semua,” ujar Marwan Mujahidin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement