Kamis 05 Oct 2017 16:30 WIB

William Kagumi Kebenaran Alquran

Rep: Ratna Ajeng Tedjomukti/ Red: Agung Sasongko
Mualaf (ilustrasi)
Foto:

William semakin yakin Muhammad memang seorang nabi yang mendapatkan amanah dari Allah untuk mendakwahkan ajaran Ilahi melalui malaikat Jibril. Meskipun demikian, dia masih menghadapi dilema. Dia masih bingung apa yang harus dilakukan.

Pada sebuah malam dia berdoa untuk mendapatkan bimbingan langkah apa yang harus ditempuh. Dia yakin, hanya percaya pada satu Tuhan, tapi bagaimana harus memegang kepercayaan itu. "Doa itu sederhana, tapi tulus, dan saya tertidur dan berharap akan mendapatkan pemahaman tentang situasi ini. Ketika saya terbangun, saya merasakan telah mendapatkan pencerahan," ujar William.

Segalanya tiba-tiba menjadi jelas. Dia mulai paham prinsip beragama adalah berhubungan dengan sesama manusia dan juga Sang Pencipta. Keduanya harus berjalan beriringan. Pemahaman yang mencerahkan itu menguatkan tekadnya untuk memeluk Islam.

Tekad itu disampaikannya kepada Nasir. Keduanya langsung bersama-sama menuju masjid untuk shalat Jumat. Setelah ritual mingguan itu selesai, William diajak berkumpul dalam jamaah umat Islam. Dia dan Nasir berada di tengah-tengah lingkaran jamaah. Di situlah dia bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya.

William merasa sedikit gugup ketika itu. Kegembiraan memeluk Islam me menuhi ruang-ruang hampa di hatinya yang selama ini merindukan cahaya Ilahi. Setelah itu, dia disambut sebagian besar Muslim dengan sangat ramah penuh keharuan.

Sebagian besar jamaah bersalaman hingga mengguncang tangan William untuk menyambut keislamannya. Banyak dari mereka menawarkan diri untuk membantu menjawab pertanyaan apa pun yang mungkin masih harus disampaikan. Itu adalah pengalaman indah yang tidak akan pernah dilupakan William.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement