Sabtu 05 Apr 2014 15:32 WIB

Masjid Akhmad Kadyrov, Pesona di Jantung Chechnya (3-habis)

Masjid Akhmad Kadyrov di Grozny, Chechnya.
Foto: Hongkiat.com
Masjid Akhmad Kadyrov di Grozny, Chechnya.

Oleh: Mohammad Akbar     

Di bagian interior, adopsi masjid Turki juga tetap terasa kental. Ini tersaji dengan permainan bentuk lengkungan serta ornamen seni yang menghiasi semua bagian pada langit-langit masjid.

Pilihan warnanya cukup terlihat cerah dengan racikan warna merah menyala, biru, dan beberapa warna lainnya. Sedangkan, untuk sisi mimbar, posisinya ditempatkan menjorong ke bagian shaf jamaah.

 

Mimbar di masjid ini terbuat dari bahan kayu. Sebagai penghiasnya menghadirkan teknik kündekari, yakni teknik ukiran kayu khas Turki yang kerap digunakan pada periode Kekaisaran Seljuk dan Turki Usmani.

Tak salah kiranya jika keindahan yang tersaji di Masjid Akhmad Kadyrov itu telah membawanya kepada sebuah julukan “Heart of Chechnya”, yakni denyut jantung kehidupan bagi kota yang dulunya pernah diamuk perang.

Simbol berakhirnya pengaruh komunis

Upaya untuk menghadirkan Masjid Akhmad Kadyrov bukanlah hal yang mudah. Setidaknya, dibutuhkan waktu hampir 16 tahun setelah wali kota Konya kala itu,  Akhmad-Hadji Abdulhamidovich Kadyrov, menginisiasi rencana pembangunan sebuah masjid.

Mengutip informasi di laman Islamoblog.blogspot.com, masjid ini awalnya hanya dirancang dengan bangunan ala kadarnya saja. Pembangunan masjid itu memiliki bentuk simbolik yang strategis untuk pengakuan eksistensi Islam di negara tersebut.

Di lokasi tempat Masjid Akhmad Kadyrov berdiri, dulunya adalah bekas markas besar dari komite regional Partai Komunis. Inisiatif ini dimunculkan untuk menunjukkan bahwa pengaruh komunis di negara tersebut telah usai. Sebagai penggantinya adalah Islam yang dihadirkan melalui berdirinya sebuah masjid.

Sayangnya, rencana itu terpaksa tertunda. Sekitar dua tahun lamanya Presiden Dzhokhar Dudayev—presiden kedua pengganti Akhmad Kadyrov—harus kembali angkat senjata melawan aksi pendudukan tentara Rusia dari 1994-1996.

Setelah perang dengan Rusia berakhir, konflik internal ternyata menyulut perpecahan internal. Singkat kata, pembangunan harus kembali tertunda cukup lama.

Proyek pembangunan masjid ini kembali lagi dilanjutkan setelah terjadinya hubungan yang mesra dengan pihak Kremlin di Rusia. Kucuran dana sekitar 20 juta dolar AS mengalir dari Kremlin.

Simbolisasi keharmonisan itu semakin menguat lagi ketika Perdana Menteri Vladimir Putin bersama para pejabat teras Rusia menghadiri peresmian masjid tersebut pada 16 Oktober 2008.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement