Kamis 25 Apr 2019 22:35 WIB

Indonesia Inisiasi Dialog Kepemudaan Antaragama se-ASEAN

Dialog kepemudaan antaragama se-ASEAN untuk menangkal radikalisme.

Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Asrorun Niam  melakukan sesi foto bersama Rerpublika, Kamis di Kantor Kementria Pemuda dan Olahraga, Jakarta kamis (16/8).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Asrorun Niam melakukan sesi foto bersama Rerpublika, Kamis di Kantor Kementria Pemuda dan Olahraga, Jakarta kamis (16/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Indonesia menginisiasi dialog kepemudaan antaragama sebagai bentuk komitmen menjaga perdamaian dan memperkuat budaya keberagaman bagi pemuda. Ini penting dan harus menjadi komitmen semua pihak

Menurut Deputi Pengembangan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Asrorun Niam Sholeh, fenomena radikalisme dikalangan pemuda dipicu oleh sentimen atau cara pandang yang tidak tepat yang mendasarkan atas RAS, agama, politik yang tidak bisa menerima perbedaan satu dengan yang lainnya.

Baca Juga

“Radikalisme bisa menyasar siapa saja tanpa melihat latar belakang,” tutur dia sat memberikan sambutan sekaligus membuka acara Mid-Term Review Workshop of the ASEAN Work Plan on Youth di Hotel Mercure Ancol, Rabu, (24/4) malam dalam keterangannya kepada Republika.co.id.   

Kegiatan ini diikuti delegasi dari seluruh negara ASEAN. Para delegasi melakukan evaluasi workshop program pendampingan kepemudaan antarnegara. Delegasi diutus dari perwakilan kementerian se-ASEAN bidang pemuda . 

Selain dibidang toleransi dan deradikalisasi, pendampingan  wirausaha muda,  kepedulian sosial, dan kepemimpinan maupun peningkatan kualitas kompetensi  dibidang teknologi harus  menjadi prioritas kerjasama antarnegara.  

Seluruh perwakilan negara ASEAN hadir untuk melakukan internal meeting khususnya workshop evaluasi  sekaligus rekomendasi atas program pendampingan kepemudaan antarnegara. 

Asrorun mengatakan kegiatan  ini dilakukan untuk memperkuat relasi kepemudaan di ASEAN khususnya penguatan toleransi di kalangan pemuda agar menjadi penangkal tumbuhnya radikalisme atas nama agama, politik, RAS atau apa saja yang didasari perbedaan.  

Dalam kesempatan tersebut,  dia mengajak seluruh delegasi untuk mengucapkan  bela sungkawa atas tragedi ekstrimisme atau kekerasan yang terjadi di Srilangka dan Selandia Baru. Semua peserta diminta untuk mendoakan agar peristiwa intoleransi yang berujung terorisme tidak terjadi lagi. 

"Semoga ini yang terakhir , kita berharap semua anak muda di dunia khususnya ASEAN harus memperkuat toleransi serta membiasakan menghargai perbedaan. Toleransi adalah kunci perdamaian," kata Asrorun yang yang juga menjabat Chairman ASEAN SOMY (Senior Officials Meeting on Youth)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement