Jumat 07 Sep 2018 14:00 WIB

Beda Kalender Hijriyah dan Masehi

Kalender berbasis bulan tidak hanya digunakan oleh umat Islam.

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Agung Sasongko
Bulan
Foto: en.wikipedia.org
Bulan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin menjelaskan perbedaan antara bulan Hijriyah dan Masehi. Menurutnya, keduanya memiliki kelebihan dan kelemahan.

Tahun Masehi didasarkan pada peredaran bumi mengitari matahari dan hari didefinisikan berdasarkan posisi matahari. Ia mengatakan, tahun masehi sangat berguna untuk kegiatan-kegiatan yang berbasis pada musim.

Misalnya terkait pertanian, pelayaran, dan aktivitas sehari-hari yang berkaitan dengan musim, yaitu perayaan. "Kalau suatu perayaan, kalau memperhitungkan musim harus menggunakan kalender musim," ujarnya menjelaskan.

Sementara, kalender Hijriyah, lanjutnya, yaitu didasarkan peredaran bulan mengitari bumi. Keuntungannya adalah setiap perubahan dari hari ke hari dapat diketahui.

Perubahan tersebut dapat diketahui dari bentuk dan posisi bulan.

Ia mengungkapkan, kalender berbasis bulan tidak hanya digunakan oleh umat Islam, tetapi juga bagi agama- agama lain. Contohnya, agama Hindu untuk menentukan hari raya Nyepi yang berdasarkan bulan mati. Kemudian, Waisak bagi umat Buddha berdasarkan bulan purnama.

Ia juga menjelaskan, penyebab sering tidak tepat antara kalender Masehi dan Hijriyah setiap tahunnya. Menurut Thomas, perbedaan tersebut disebabkan oleh panjang tahun dari kedua kalender tersebut yang berbeda.

Dalam kalender Masehi, kata Thomas, peredaran bumi mengitari matahari rata-rata selama 365,24, 22 hari sehingga, dibulatkan menjadi 365,24,25 hari. Sedangkan, kalender Hijriyah satu bulannya, yaitu 29,53 hari. Jika dikalikan 12 dalam satu tahun, sekitar 354 hari.

"Jadi, ada perbedaan sekitar 11 hari," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement