Senin 25 Jun 2018 17:43 WIB

Perlu Ada Sistem untuk Gerakan Ekonomi Masjid

Banyak inisiatif- inisiatif untuk mengembangkan perekonomian masjid .

Rep: Idealisa Masyrafinah/ Red: Agung Sasongko
Pekerja mengerjakan pembangunan masjid. (ilustrasi)
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Pekerja mengerjakan pembangunan masjid. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Ahli Fikih Muamalah, Oni Sahroni menilai perekonomian masjid dapat maju dan berkembang apabila pemerintah dan otoritas terkait mendukung sepenuhnya dengan membentuk sebuah sistem. Perekonomian masjid dinilai dapat mendorong perkembangan ekonomi syariah.

"Untuk mengembangkan perekonomian masjid, pemerintah dan otoritas terkait harus mendukung dan membuat sistemnya," ujar Oni kepada Republika.co.id, Senin (25/6).

Menurut Oni, saat ini banyak inisiatif- inisiatif untuk mengembangkan perekonomian masjid dan menjadikan acuan untuk pusat ekonomi syariah. Namun, apabila dari pemerintah belum membuat sistemnya, perekonomian masjid tidak akan berkembang.

Ke depan, menurut Oni, otoritas harus melindungi dan membesarkan agar masjid tidak sekedar menjadi tempat sholat, tetapi menjadi pusat perdagangan di sekitarnya. Ia mencontohkan BMT Sidogiri yang mungkin bisa menjadi acuan bagaimana sebuah BMT terbesar di Indonesia lahir dari rahim sebuah pesantren.

"Jadi jangan inisiatif pribadi saja tapi harus menjadi sistem. Ada regulasinya, dilindungi oleh UU dan pemerintah, serta ada insentifnya, sehingga cepat berkembang dan bisa diikuti di seluruh Indonesia," tutur Oni.

Apabila pemerintah dan otoritas mampu mewujudkan ide bank wakaf mikro, menurut Oni, pengembangan ekonomi masjid juga dapat dilakukan. "Membuat sistem, regulasi, dilindungi, diayomi, sehingga benih-benih ini bisa menjadi cepat berkembang dan mudah dilakukan aksesnya di masjid seluruh Indonesia," katanya.

Sementara itu, Dewan Masjid Indonesia (DMI) tengah berupaya menggerakan perekonomian masjid melalui usaha mikro di masjid-masjid.

"Yang pernah dicoba adalah menyalurkan modal bergulir utk usaha mikro kepada sejumlah jamaah di sejumlah masjid di Jakarta. Evaluasi hasilnya positif," ujar Sekretaris Jenderal Dewan Masjid Indonesia (DMI) Imam Addaruquthni.

Selain itu, DMI juga melakukan penyediaan instrumen dan fasilitasi bagi para calon pengusaha, untuk tahap penyemaian. Imam mengatakan, DMI juga ikut mendorong kebijakan ekonomi oleh pemerintah yang benar- benar pro rakyat. Karena pada akhirnya, ketahanan ekonomi nasional pun akan terwujud dengan semakin banyak lahirnya pengusaha-pengusaha kecil atau mikro ini.

"Kemudian harus digiatkan konsultasi ekonomi dan kewirausahaan secara intensif kepada para penggiat ekonomi berbasis masjid," ujar Imam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement