Senin 25 Jun 2018 17:00 WIB

Dakwah dengan Topik Ekonomi dan Bisnis Perlu Digeliatkan

Harapannya akan memberi wawasan, pengetahuan, keterampilan berbisnis kepada umat.

Rep: Umi Nur Fadilah/ Red: Agung Sasongko
Dakwah
Foto: Dok. Republika
Dakwah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menilai tak butuh waktu lama mendorong pembangunan ekonomi melalui masjid. “Tidak terlalu lama karena banyak juga pengusaha yang mengerti agama, cuma mereka mungkin ada yang tidak PD (percaya diri) bertabligh menyampaikan dakwahnya,” kata Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas kepada Republika.co.id, Senin (25/6).

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu menilai harus ada ruang dan kesempatan untuk pengusaha berdakwah di masjid. Menurut dia, hanya butuh pelatihan sedikit kepada pengusaha tersebut agak bisa berdakwah dengan mengangkat topik soal ekonomi dan bisnis dalam Islam.

Anwar menyebut banyak keuntungan yang bisa diperoleh dengan mendorong pembangunan ekonomi melalui masjid. Menurut dia, masjid harus bisa membuat kaum fakir keluar dari kemiskinan.

Salah satu cara yang bisa dilakukan, yakni memberi wawasan, pengetahuan, keterampilan berbisnis. Hal itu akan membuat umat tersebut kaya. Dampaknya, semakin banyak umat berzakat, berinfak, dan bersedekah.

Artinya, kehidupan daya beli masyarakat lebih meningkat. Selain itu, keterampilan juga membuat rekrutmen tenaga kerja meningkat dan menurunkan pengangguran. Dampaknya, pendapatan masyarakat meningkat dan kemiskinan menurun.

Penurunan angka kemiskinan membuat tingkat kriminalitas menurun. Sehingga, stabilitas kehidupan berbangsa dan bernegara semakin meningkat. “Silakan (mubaligh) bicara akidah, tetapi akidah yang mendorong orang untuk mau bekerja,” ujar dia.

Anwar mengingatkan, Allah SWT sangat mencintai orang-orang yang senang bekerja. Sehingga, agar jamaah bisa bekerja dan berusaha, maka harus ada dorongan dari mubaligh, khotib, dan dai.

Selama ini, ia mengatakan, sangat sedikit mubaligh yang berbicara soal ekonomi dan bisnis. Pun menurut dia, imbauan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mendorong pembangunan ekonomi melalui masjid harus direspon oleh ormas Islam dengan menyiapkan dai dan mubaligh yang mengerti soal ekonomi dan bisnis.

“Untuk memudahkannya, barangkali para pengusaha yang selama ini tak pernah khotbah, kita konversi, kita latih supaya mereka bisa berkotbah, supaya bisa menjadi mubaligh dan dai,” tutur Anwar.

Menurut dia, pengurus masjid bisa mulai mengundang pengusaha untuk mau mendukung program ini. “Tinggal tambah pengetahuan tentang tata cara berkhotbah, bertabligh, dan berdakwah,” lanjutnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement