Jumat 18 May 2018 20:25 WIB

Ustaz Somad tak Masuk Daftar Rekomendasi Mubaligh Kemenag

Kemenag merilis daftar 200 mubalig yang bisa menjadi rujukan di bulan Ramadhan.

Rep: Muhyiddin/ Red: Andri Saubani
Ustaz Abdul Somad saat memberikan tausiyah pada acara Tabligh Akbar di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Kamis (19/4).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ustaz Abdul Somad saat memberikan tausiyah pada acara Tabligh Akbar di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Kamis (19/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) merekomendasikan 200 mubaligh yang bisa menjadi rujukan di bulan Ramadhan ini. Namun, dari 200 nama itu, tidak ada nama ustaz yang tengah populer saat ini, Abdul Somad.

Dalam daftar yang dirilis oleh Kemenag lewat lamannya, kemenag.go.id, tercantum nama dan pendidikan akhir yang ditempuh para penceramah. Diterangkan pula kompetensi penguasaan bahasa para mubaligh yang sebagian besar menguasai bahasa Inggris dan bahasa Arab.

Dari 200 nama mubaligh itu, ada nama-nama yang sering kita lihat muncul di layar televisi seperti Abdullah Gymnastiar, Alwi Shihab, dan Didin Hafidhuddin. Ustaz yang selama ini aktif di media sosial, seperti Ahmad Musthofa Bisri pun masuk dalam daftar rekomendasi Kemenag.

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, bahwa pihaknya telah menerima banyak pertanyaan dari masyarakat terkait nama mubaligh yang bisa mengisi kegiatan keagamaan mereka.

 

"Selama ini, Kementerian Agama sering dimintai rekomendasi mubaligh oleh masyarakat. Belakangan, permintaan itu semakin meningkat, sehingga kami merasa perlu untuk merilis daftar nama mubaligh, "ujar Lukman dalam siaran persnya di Jakarta, Jumat (18/05).

Menurut Lukman, pada tahap awal ini Kemenag merilis 200 daftar nama mubaligh. "Para mubaligh yang belum masuk dalam daftar ini, bukan berarti tidak memenuhi tiga kriteria tersebut. Artinya, data ini bersifat dinamis dan akan kami update secara resmi," ucap Lukman.

Lukman berharap rilis daftar nama mubaligh ini bisa memudahkan masyarakat dalam mengakses para penceramah yang mereka butuhkan. Langkah ini diharapkan akan memperkuat upaya peningkatan kualitas kehidupan beragama sesuai misi Kemenag.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement