Kamis 21 Dec 2017 14:28 WIB

MUI: Indonesia tidak Perlu Takut dengan Ancaman Donald Trump

Rep: Mabruroh/ Red: Agus Yulianto
Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI), Cholil Nafis
Foto: ROL/Fakhtar Khairon Lubis
Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI), Cholil Nafis

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Tersudut, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam akan menahan miliaran dolar bantuan AS kepada negara-negara yang mendukung resolusi PBB. Dengan pernyataan tersebut, Majelis Ulama Indonesia (MUI) menegaskan, agar Indonesia tidak gentar dengan gertakan maupun ancaman itu.

"Saya pikir kita tidak perlu takut dengan ancaman itu," ujar Ketua Komisi Dakwah MUI Cholil Nafis saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (21/12).

Dalam membela kebenaran, kata Cholil, tentu saja akan ada beberapa gangguan. Hanya saja, dia berkeyakinan, yang dibela dan yang diyakini Indonesia adalah suatu kebenaran sehingga pada akhirnya akan mendapatkan kemenangan.

Oleh karena itu, sambung Cholil, MUI bersama seluruh rakyat Indonesia khususnya umat Islam akan terus mendukung kebijakan dan ketegasan Presiden Jokowi dalam membela Palestina. Apalagi, dalam mendukung kemerdekaan Palestina ini, ujar Cholil, merupakan amanah konstitusi.

 

"Kami mendukung terhadap langkah pemerintah, untuk terus konsisten membela Palestina kemerdekaan Palestina. Yerusalem timur adalah bagian dari Palestina dan Amerika adalah penjajahan era modern," ujar Cholil.

Sebelumnya Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley mengirimkan surat ancaman kepada 180 dari 193 negara anggota PBB. Dalam surat tersebut, AS memperingatkan akan mencatat negara-negara yang mendukung resolusi PBB.

Trump menyatakan, dalam kabinet menyatakan memperkuat ancaman Haley. "Biarkan mereka memilih untuk melawan kami. Kami akan menghemat banyak. Kami tidak peduli. Ini tidak akan seperti dulu, saat mereka bisa melawan kami, tapi kemudian kami masih membayar mereka ratusan juta dolar. Kami tidak akan dimanfaatkan lagi," ujar Trump.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement