Senin 09 Oct 2017 16:15 WIB

Mengenal Zona Ramah Muslim di Jepang

Rep: Marniati/ Red: Agung Sasongko
Wisatawan Muslim dari Indonesia menikmati menu di salah satu resto halal Jepang.
Foto: Dok Adinda Azzahra
Wisatawan Muslim dari Indonesia menikmati menu di salah satu resto halal Jepang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tahun demi tahun, Islam semakin kuat mengakar di tengah masyarakat Jepang. Jepang kini adalah rumah bagi sekitar 100 ribu Muslim. Sebanyak 10 persen di antaranya adalah penduduk asli Jepang sedangkan sisanya adalah warga asing dari Jepang. 

Kendati berorientasi ekonomi, kebijakan menggenjot aspek wisata syariah ini membuka celah penyebaran Islam. Kepentingan Jepang menarik lebih banyak wisatawan Muslim merupakan arus baru yang mengakrabkan Islam kepada rakyat Negeri Sakura. Mengandalkan zona ramah untuk Muslim (Moslem friendly zone), berbagai fasilitas dibangun bagi para wisatawan Muslim.

Dilansir dari japantimes.co.jp, belum lama ini, pemerintah menjadikan Jepang sebagai tujuan wisata halal menyusul meningkatnya jumlah wisatawan Muslim ke Negara Sakura tersebut. Untuk itu, pemerintah melakukan pembenahan di industri pariwisata agar memberikan kenyamanan bagi mereka.

Untuk memenuhi permintaan fasilitas halal, Jepang telah melakukan beberapa hal. Salah satunya memperbaiki sarana dan prasarana masjid. Selain itu, Jepang juga telah menyediakan makanan halal, tempat penginapan halal, dan layanan terkait wisata lainnya bagi umat Islam.

Jepang juga menghilangkan persyaratan visa bagi wisatawan dari negara-negara Asia Tenggara. Dengan meningkatnya kesadaran ini, perusahaan Jepang secara bertahap menggeser pendekatan mereka agar dapat memenuhi paket pariwisata bagi Muslim.

Restoran halal bukan hanya diperuntukkan wisatawan Muslim. Makanan halal juga diperkenalkan di universitas di Jepang untuk melayani mahasiswa Muslim.

Dengan fasilitas makanan yang lebih baik bagi siswa Muslim, Pemerintah Jepang bermaksud untuk meningkatkan jumlah mahasiswa asing yang menjalani pendidikan di Jepang. Saat ini, terdapat lebih dari 7.000 mahasiswa Muslim belajar di Jepang. Jumlah ini diperkirakan akan meningkat menyusul peningkatan ketersediaan fasilitas.

Dilansir Crescentrating.com, jumlah wisatawan Muslim ke Jepang diproyeksikan melonjak tiga kali lipat pada 2020. Pada 2013, Jepang dikunjungi oleh lebih dari 300 ribu wisatawan Muslim. Jumlah tersebut diprediksi melambung sampai satu juta pelancong pada 2020.

Sebanyak 65 persen wisatawan berasal dari negara-negara Asia Tenggara, seperti Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Indonesia memiliki jumlah yang paling banyak, yakni sekitar 27 persen, Malaysia 24 persen, dan Singapura enam persen.

Masih menurut Crescentrating, pada 2004-2013, jumlah pengunjung Muslim tumbuh pada tingkat rata-rata 7,2 persen per tahun. Tingkat pertumbuhan tertinggi adalah 47 persen pada 2012, diikuti oleh 29 persen pada 2013.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement