Sabtu 19 Sep 2015 12:31 WIB
Penistaan Masjid Al Aqsa

Penistaan Masjid Al Aqsa, Buya Syafii: Indonesia Harus Buat Pernyataan Keras

Rep: Qommaria Rostanti/ Red: Indah Wulandari
Warga Palestina membersihkan puing-puing akibat serangan polisi Israel ke komplek Masjid Al Aqsa di Yerusalem.
Foto: Reuters/Ammar Awad
Warga Palestina membersihkan puing-puing akibat serangan polisi Israel ke komplek Masjid Al Aqsa di Yerusalem.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Arab Saudi mengajak para pemimpin negara untuk menolak serangan tentara Israel ke Masjid Al-Aqsa, Palestina.

Penyerangan tentara Israel ke situs suci tersebut mendapat kecamanan dari berbagai pihak, termasuk dari tokoh Islam Indonesia, Ahmad Syafii Maarif. Layaknya Saudi, pemerintah Indonesia harus bergerak menunjukkan ketidaksenangannya terhadap apa yang dilakukan tentara Israel.

"Minimal membuat pernyataan resmi yang keras," ujar pria yang kerap disapa Buya Syafii ini kepada Republika.co.id, Sabtu (19/9).

Bentrok di kawasan Masjid Al Aqsha itu dipicu oleh larangan terhadap Muslim yang hendak beribadah di dalam masjid. Tentara Israel dinilai tidak berhak mencegah Muslim untuk shalat dan berdoa di masjid manapun, apalagi di masjid yang merupakan salah satu tempat suci agama Islam ini.

Israel menginginkan agar penganut Yahudi bisa berdoa di dalam masjid tersebut. Pasukan Israel pun menyerang Muslim di Al-Aqsa dan mencegah warga Palestina memasukinya.

Buya Syafii mengatakan zionisme adalah ideologi rasis dan tidak bisa menjadi bagian dari kemanusiaan. "Penganutnya akan berbuat apa saja, termasuk yang paling brutal," ucapnya.

Amerika Serikat, kata Buya tidak juga menyadari tentang semuanya ini. Hingga kini, negara adidaya kerap mendukung tindakan Israel meski yang jelas-jelas banyak melanggar nilai-nilai hak azasi manusia (HAM).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement