Senin 25 Feb 2019 21:26 WIB

Latar Terjadinya Perang Bosnia (5)

Pembantaian Srebrenica sesungguhnya begitu terencana.

Muslim Bosnia memanjatkan doa sebelum penuguburan kembali sisa jenazah korban pembantaian Srebrenica pada tahun 1995 di Bosnia Herzegovina, Selasa (11/7).
Foto: Jasmin Brutus/EPA
Muslim Bosnia memanjatkan doa sebelum penuguburan kembali sisa jenazah korban pembantaian Srebrenica pada tahun 1995 di Bosnia Herzegovina, Selasa (11/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebelum Mladic, ada nama lain yang dikenang lantaran kebiadaban terhadap warga sipil Bosnia. Dia adalah Željko “Arkan” Ražnatović. Dialah yang memimpin kelompok teroris The Tiger.

Sama seperti si jenderal militer Serbia, Ratko Mladic, Arkan juga dekat dengan presiden Serbia saat itu, Milosevic. Arkan pun akhirnya terbukti bersalah dalam kasus pembantaian atas ratusan penduduk sipil Muslim di Bosnia timur.

Baca Juga

Pembantaian Srebrenica sesungguhnya begitu terencana. Sejak 17 Juni 1995, Mladic diketahui telah bertemu dengan seorang jenderal dari Republik Serbia, Momčilo Perišić, di Belgrade.

Keduanya membahas rencana penyerbuan atas Bosnia Timur, termasuk Srebrenica. Ada pula rencana menambah jumlah tentara hingga 10 ribu personil. Tiga ribu orang di antaranya berbendera Republik Serbia.

Pada awal Juli 1995, puluhan truk militer dan tank Republik Serbia memasuki Bosnia timur. Mereka membawa muatan bensin, amunisi, dan senjata api. Demikian laporan NSA Amerika Serikat yang dikutip Cetenich dalam tesisnya untuk San Francisco State University (2002).

Pada awal Oktober 1995, gencatan senjata akhirnya disepakati. Lebih lanjut, AS mengirim utusan ke kota-kota pusat republik pecahan Yugoslavia untuk menjajaki negosiasi damai.

Pada 1-21 November 1995, perundingan berlangsung di Dayton, Ohio, AS. Hadir dalam momentum bersejarah ini antara lain presiden Bosnia-Herzegovina Alija Izetbegovic, presiden Kroasia Franjo Tuđman, dan presiden Republik Serbia Slobodan Milošević. Pada 14 Desember 1995, ketiga tokoh tersebut meratifikasi perjanjian damai di Paris, Prancis.

Dalam rentang empat tahun, konflik berdarah di Bosnia-Herzegovina telah menyebabkan tidak kurang dari 100 ribu warga sipil tewas. Lebih dari dua juta jiwa kehilangan tempat tinggal.

Mayoritas korban merupakan kaum Muslim Bosnia. Dari segi hukum internasional, tragedi ini tentunya menyisakan masalah.

Pengadilan Kejahatan Internasional untuk Pecahan Yugoslavia (ICTY) sesungguhnya sudah dimulai sejak adanya Resolusi PBB pada 25 Mei 1993. Artinya, pembantaian Srebrenica--untuk menyebut satu contoh--terjadi ketika ICTY di The Hague, Belanda, sedang bekerja, mengusut kejahatan perang Bosnia secara keseluruhan.

Baca juga: Latar Terjadinya Perang Bosnia (6)

sumber : Islam Digest Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement