Selasa 19 Feb 2019 05:05 WIB

Kisah Laba-Laba Gua Tsur

Allah SWT pernah memerintahkan laba-laba untuk menyelamatkan Nabi Muhammad SAW

Rep: Ratna Ajeng Tedjomukti/ Red: Agung Sasongko
Seorang peziarah keluar dari mulut Gua Tsur saat melakukan ziarah di gua yang pernah dijadikan tempat persembunyian Rasulullah SAW dan sahabatnya (Abu Bakar ash-Shiddiq) tersebut.
Foto:

Nama makhluk yang satu ini diabadikan menjadi surah Alquran, yaitu al- Ankabut. Kata laba-laba, dalam surah al-Ankabut ada pada ayat ke-41. Ayat tersebut berarti, Perumpamaan orang- orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah SWT adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya bangunan yang pa ling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui.

Quraish Shihab dalam Tafsir al- Mish bahvolume 10 menjelaskan, ayat di atas menyamakan kaum musyrikin yang menjadikan berhala sebagai pelindung dengan laba-laba yang membuat sarang sebagai pelindung. Sarangnya sangat lemah. Namanya saja rumah atau sarang.

Padahal, dia sama sekali tidak melin dungi dari sengatan panas dan dingin. Sedikit gerakan akan membuat sarang itu porak poranda. Sama dengan berhala yang namanya diberikan oleh kaum musyrikin sebagai tuhan. Padahal, mereka merupakan benda yang lemah.

Terlepas dari maknanya, secara sains, jaring laba-laba sebenarnya memiliki kekuatan dan daya elastis yang luar biasa. Sejumlah ahli zoologi menilai bahwa benang laba-laba lebih tahan lama dan elastis dibandingkan fiber terkuat buatan manusia. Namun, Allah SWT justru menyebut sarang atau jaring laba-laba adalah materi yang lemah dan rapuh.

Penulis kenamaan Mesir, Musthafa Mahmud, menyatakan, benang laba-laba yang kuat berbeda setelah dia sudah membentuk jaring. Ayat di atas menyatakan bahwa jaring atau sarang laba- laba merupakan selemah-lemahnya rumah meski dibuat dari benang yang kuat. Faktanya, seperti dikatakan Quraish Shihab, kita bisa dengan mudah menghancurkan sarang laba-laba dengan sekali sentuhan.

Karena itu, Allah dalam surah al- Ankabut menunjukkan perumpamaan kondisi kaum musyrik. Sebab mereka mengambil dan menyembah selain Allah SWT dan mengharapkan pertolong an dan kemurahan rezeki darinya.

Keadaan kaum musyrik tak ubahnya seperti sarang atau rumah laba-laba yang lemah dan rapuh. Oleh karena itu, bila mereka mengetahui dan menyadari keadaannya, tentu tidak akan meminta pertolongan, selain kepada Allah SWT.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement